Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah memiliki Bank Digital BCA. Menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, emiten berkode BBCA ini baru saja meluncurkan aplikasi digital bernama 'blu'.
Hal ini dilakukan untuk menarik generasi milenial dan digital savvy. Tak hanya itu, BCA juga menjawab tantangan kompetisi digitalisasi di pasar generasi muda yang kini mendominasi demografi penduduk Indonesia.
Advertisement
Sebagai tahap awal, blu mengeluarkan sejumlah produk tabungan, yaitu 'bluAccount' untuk rekening transaksi utama; 'bluSaving' yang merupakan tabungan untuk berbagai macam kebutuhan; dan 'bluGether' sebagai tabungan bersama dengan nasabah lain.
Terdapat juga layanan inter-bank transfer secara online dari rekening blu ke BCA, atau sebaliknya, untuk mempermudah nasabah menggunakan layanan ini.
"Pandemi telah mempercepat digitalisasi dalam banyak hal, termasuk dalam penyediaan layanan perbankan. Merespons hal ini, BCA telah melakukan sejumlah inisiatif, salah satunya termasuk peluncuran tahap awal myBCA, yang kami siapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi BCA di masa depan (future apps)," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, secara virtual.
Jahja juga menyebut, tren digitalisasi akan terus berlanjut. Hal ini dibuktikan dari jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking yang tumbuh secara eksponensial.
"Hal ini merupakan dinamika yang tidak dapat dihindari, dan kami senantiasa membuka pintu kepada seluruh mitra bisnis untuk dapat bekerja sama di era kolaborasi," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Total Portofolio Kredit
Selain itu, untuk total portofolio kredit, BCA mencatat 23 persen atau Rp136,2 triliun merupakan portofolio kredit keuangan berkelanjutan.
Kinerja dana pihak ketiga tetap kokoh, dengan CASA naik 21,0 persen YoY menjadi Rp697,1 triliun. Deposito berjangka meningkat 6,8 persen YoY mencapai Rp198,2 triliun.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 17,5 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp895,2 triliun, sehingga total aset naik 15,8 persen YoY menjadi Rp1.129,5 triliun pada akhir Juni 2021.
Dengan memanfaatkan basis nasabah yang besar serta memperkuat ekspansi ekosistem digital, BCA berhasil mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi sebagai penggerak pendanaan CASA.
BCA memproses 41 juta transaksi per hari secara rata-rata pada semester I 2021. Angka tersebut naik dari 28 juta pada periode yang sama tahun lalu. CASA berkontribusi sebesar 77,9 persen dari total dana pihak ketiga per Juni 2021.
Permodalan BCA tetap berada di posisi yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 25,3 persen atau lebih tinggi dari ketentuan regulator, serta kondisi likuiditas yang memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,4 persen.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga sebesar 2,4 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Pengelolaan loan at risk akan menjadi salah satu fokus BCA pada semester II tahun ini, mengingat pandemi yang diperkirakan masih akan berlanjut.
Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,1 persen, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 16,6 persen.
Advertisement