Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Agung, ST Burhanuddin mengungkapkan bahwa capaian positif Kejaksaan pada semester pertama 2021 (Januari-Juni), salah satunya Bidang Intelijen yang telah mengawal 44 proyek strategis nasional dengan nilai mencapai Rp 142,9 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Jaksa Agung pada peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke-61 yang digelar secara virtual dari Gedung Menara Kartika, Jakarta Selatan, Kamis (22/7/2021).
Advertisement
"Kejaksaan melakukan kegiatan pengamanan pembangunan strategis dengan kegiatan yang dikawal sebanyak 44 proyek strategis nilainya mencapai lebih dari Rp 142,9 triliun," kata Burhanuddin.
Dalam tugas pengamanan investasi, kata Burhanuddin, Bidang Intelijen juga telah berhasil memfasilitasi kegiatan investasi dengan nilai mencapai lebih dari Rp 23,7 triliun.
Menurutnya, pembangunan ekonomi akan kokoh apabila ditopang oleh hukum yang kuat. Kejaksaan sebagai institusi penegak hukum harus dapat memegang peranan sebagai aktor intelektual yang mampu menyeimbangkan neraca keadilan yang tersirat dengan kepastian hukum yang tersurat.
Dengan begitu, maka proses penegakan hukum yang dilakukan akan mampu memberikan kemanfaatan pada setiap proses pembangunan.
"Dalam arti lain, proses penegakan hukum haruslah seiring dan tidak boleh menghambat jalannya pembangunan dan roda perekonomian," ujar Burhanuddin seperti dikutip dari Antara.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tangkap 96 Buron
Capaian positif lainnya Bidang Intelijen pada semester pertama 2021 ini, yakni menangkap 96 buronan, termasuk membawa pulang buronan kelas kakap terpidana kasus pembalakan liar dan korupsi Adelin Lis ke Indonesia.
Menurut Burhanuddin, pandemi Covid-19 telah memukul sektor perekonomian negara. Oleh karena itu, dengan kewenangan yang dimiliki, insan kejaksaan harus mampu membuat berbagai macam karya, terobosan, dan inovasi yang dapat mendukung penguatan ekonomi nasional.
"Insan kejaksaan harus memiliki inisiatif untuk mendampingi dan mengamankan setiap program Pemerintah dalam proses pembangunan dan pemulihan ekonomi nasional, serta memperbanyak dan mengoptimalkan upaya pemulihan, pengembalian, dan penyelamatan keuangan negara," ujarnya.
Advertisement