Liputan6.com, Henan - China tengah jadi sorotan akibat banjir dahsyat yang melanda. Ditambah lagi badai yang membawa curah hujan amat lebat.
Menurut informasi terkini, badai dilaporkan telah bergerak ke lokasi lain. Warga pun mulai berbenah.
Advertisement
Mengutip VOA Indonesia, Jumat (23/7/2021), warga kota Zhengzhou di China tengah yang dilanda badai, Kamis 22 Juli 2021, sudah mulai menyekop lumpur dari rumah mereka dan menyeret mobil yang rusak dan tumpukan barang-barang yang hancur akibat banjir yang menewaskan sedikitnya 33 orang di kota itu dan sekitarnya.
Sementara hujan terus mengguyur sebagian Provinsi Henan di mana Zhengzhou menjadi ibu kotanya.
Jalan-jalan telah berubah menjadi sungai dan orang-orang terdampar di apartemen, kantor, hotel dan rumah pedesaan di puluhan kota besar dan kecil.
Dalam insiden terburuk di Zhengzhou, 12 orang meninggal Selasa malam di sistem kereta bawah tanah yang terendam banjir.
Laporan kantor berita resmi Xinhua menyebut, delapan orang lainnya masih hilang dalam banjir.
Kantor penyiaran negara CCTV melaporkan, bagian depan badai itu sekarang bergeser ke timur laut Henan, mempengaruhi kota-kota termasuk Hebi, Anyang dan Xinxiang.
Menurut badan cuaca kota, Xinxiang mengalami curah hujan terparah dalam catatan sejarah, dengan ketinggian air lebih dari 25 sentimeter dalam 19 jam antara Rabu malam dan Kamis sore. Pemerintah setempat mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah jika tidak perlu.
Minta Bantuan Via Media Sosial
Warga beralih ke media sosial untuk mencari bantuan ketika danau dan sungai meluap dan saluran air serta listrik padam. Tidak ada bantuan dari luar dan penduduk mengandalkan diri mereka sendiri, kata postingan itu.
Angkutan umum di Anyang sudah ditangguhkan dan orang-orang diminta untuk bekerja dari rumah pada hari Kamis, kata laporan CCTV.
Zhengzhou, kota berpenduduk 12 juta orang, Kamis, mengalami kondisi lebih kering meskipun sebagian besar kota masih terendam air. Selain membanjiri stasiun kereta listrik bawah tanah dan menyebabkan gerbong terdampar, hujan juga meruntuhkan jalan dan mengganggu transportasi kereta api dan udara.
Pasokan air, listrik dan gas juga terputus dan 40 lebih lokasi darurat didirikan di kota untuk menyediakan air bersih.
Zhengzhou adalah pusat utama jaringan kereta api China dan beberapa kereta terjebak di rel selama 40 jam, membuat tim penyelamat mengirim makanan dan air kepada penumpang. Sebagian penumpang bisa kembali ke titik keberangkatan mereka, sementara penumpang lain harus diselamatkan pada titik di mana mereka terdampar, demikian menurut surat kabar lokal Henan Daily.
Advertisement