Bank Indonesia Catat Uang Beredar Juni 2021 Capai Rp 7.119,6 Triliun

Bank Indonesia mencatat posisi M2 hingga Juni 2021 sebesar Rp 7.119,6 triliun, tumbuh 11,4 persen (yoy).

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2021, 11:05 WIB
Tumpukan uang terlihat di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2021 tumbuh meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

Bank Indonesia mencatat posisi M2 hingga Juni 2021 sebesar Rp 7.119,6 triliun, tumbuh 11,4 persen (yoy).

"Posisi M2 pada Juni 2021 tercatat sebesar Rp7.119,6 triliun atau tumbuh 11,4 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,1persen (yoy)," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Jakarta, Jumat (23/7).

Erwin menuturkan peningkatan tersebut terutama didorong oleh akselerasi komponen uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi. Komponen M1 pada Juni 2021 tumbuh sebesar 17 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2021 sebesar 12,6 persen (yoy).

"Pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari 6,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 9,6 persen (yoy) pada Juni 2021," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Peningkatan M2

Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, peningkatan M2 pada Juni 2021 terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan aktiva luar negeri bersih dan perbaikan penyaluran kredit. Faktor aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 11,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Mei 2021 sebesar 6,4 persen (yoy).

Penyaluran kredit tercatat tumbuh positif 0,4 persen (yoy), setelah mencatat pertumbuhan negatif sejak September 2020. Di sisi lain, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh 33,9 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 61,4 persen (yoy).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya