Liputan6.com, Jakarta Ada pepatah yang mengatakan bahwa sampah kita bisa jadi harta karun bagi orang lain. Pepatah ini seringkali disangkut pautkan dengan barang bekas layak pakai hingga barang rongsokan.
Hal ini nampaknya benar-benar dipraktekkan oleh seorang kakek berusia 75 tahun bernama Choi. Pria asal Korea Selatan ini menghabiskan waktu selama kurang lebih 10 tahun untuk mengumpulkan barang bekas dan rongsokan di rumahnya.
Baca Juga
Advertisement
Bukan tanpa alasan, ternyata perilaku Choi tersebut dikarenakan ia mengkhawatirkan kondisi anaknya yang tak keluar rumah dan menganggur. Choi dan istrinya pun khawatir dengan masa depan anak semata wayangnya tersebut. Sehingga ia dan istrinya mengumpulkan barang-barang bekas yang dianggapnya dapat bermanfaat supaya bisa dijadikan warisan untuk anaknya.
Seperti apakah kisahnya? Berikut cerita selengkapnya dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Jumat (23/7/2021).
Kumpulkan sampah sampai 1,5 ton
Dilansir dari Oddity Central, Choi dan istrinya mengubah rumah dua lantai mereka jadi bak tempat pembuangan sampah. Selama satu dekade, pasangan lansia ini mengumpulkan sampah dari jalanan kota. Tentunya, timbunan sampah tersebut pun menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Choi, istrinya, dan putranya tinggal di rumah yang dipenuhi sampah tersebut selama 10 tahun. Mereka bertiga tidur di sebuah kamar kecil karena semua bagian di rumah ini, termasuk lorong, dipenuhi dengan sampah. Para tetangga mengeluh tentang sampah pada awalnya, tetapi Choi terus membawa pulang lebih banyak, sehingga mereka akhirnya menyerah.
Apa pun, asalkan digunakan dengan benar, berguna, dan sampah hanyalah harta yang salah tempat,” kata Choi.
Putra semata wayang dari Choi yang berusia 40 tahun merupakan seorang pengangguran. Ia bahkan hanya duduk dan berdiam diri di rumah saja tanpa melakukan apapun. Meskipun orang tuanya berulang kali memohon agar dia pergi keluar dan mencari pekerjaan, namun dia lebih suka hidup dari uang pensiun orang tuanya.
“Putra saya hanya suka tinggal di rumah, dia tidak pergi keluar untuk mencari pekerjaan, dan itu membuat kami khawatir. Saya hanya takut istri saya dan saya akan segera mati, dan akan ditinggalkan tanpa dukungan, jadi saya memutuskan untuk menyimpan lebih banyak barang di rumah, dan kemudian lebih banyak lagi. Semakin banyak, semakin baik," kata Choi.
Advertisement
Rumah akhirnya dibersihkan
Kondisi rumah akhirnya pun berubah setelah beberapa waktu yang lalu istri Choi menderita masalah jantung yang serius. Dokter pun menyarankan agar mereka tinggal di lingkungan yang lebih bersih dan banyak berolahraga agar kondisinya membaik.
Meskipun awalnya enggan, namun pria berusia 75 tahun ini pun kemudian setuju dan menurut. Akhirnya, sejumlah relawan pun membantu untuk membersihkan rumahnya demi sang istri.
226 orang dan sebuah ekskavator dikerahkan untuk memilah 150 ton sampah yang dilaporkan dikumpulkan oleh pensiunan itu selama lebih dari satu dekade. Pada awalnya, putra pasangan itu menolak untuk meninggalkan ruangan dan membiarkan para pekerja meletakkan tangan mereka di atas tumpukan sampah, tetapi dia akhirnya diajak bicara oleh orang tuanya, dan melangkah keluar rumah untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.
Setelah melihat rumahnya bersih dan bebas dari sampah untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, Choi dilaporkan mulai menangis dan dilaporkan berkata, “Demi masa depan dan kesehatan istri saya, saya tidak akan pernah memungut sampah lagi”.