Liputan6.com, Aceh - Kepatuhan Protokol Kesehatan (Prokes) masyarakat Aceh kian baik berdasarkan hasil monitoring Tim Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 Nasional periode 12—18 Juli 2021. Laporan terkini menyatakan bahwa sekitar 88,91 persen masyarakat sudah memakai masker dan 91,14 persen makin menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan bahwa pada laporan ini lebih baik dari laporan dua pekan sebelumnya. Tingkat pemakaian masker di kalangan masyarakat sekitar 88,34 persen sedangkan menjaga jarak dan menghindari kerumunan sekitar 90,35 persen.
Advertisement
"Apabila disandingkan dengan 10 provinsi di Sumatera, Aceh berada pada urutan ke empat," sebut dia, dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Jumat (23/7/2021).
Dalam hasil monitoring terakhir peringkat itu terkoreksi, di mana tingkat pemakaian masker di Aceh menjadi 88,34 persen, dan berada pada urutan ketiga setelah Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. Pemakaian masker di dua daerah ini masing-masing 93,75 persen dan 91,13 persen sementara pemakaian masker rerata nasional sekitar 90,97 persen.
Dari sisi menjaga jarak dan menghindari kerumunan, Aceh menduduki posisi kedua setelah Kepulauan Riau. Reratanya mencapai 91,14 persen, Kepulauan Riau sekitar 93,55 persen, sedangkan menjaga jarak dan menghindari kerumunan secara nasional berada pada kisaran 88,83 persen.
"Masih ada ketimpangan menerapkan Prokes di Aceh. Perilaku memakai masker belum sepenuhnya paralel dengan perilaku menjaga jarak. Idealnya, keduanya mesti seiring sejalan agar efektif mencegah penularan dan penyebaran virus corona," tutur SAG.
Dia mengapresiasi peningkatan kesadaran masyarakat memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan tersebut. Kata dia, kondisi ini tidak terlepas dari peran setiap komponen pemerintah, semua elemen masyarakat, serta media massa yang terus-menerus menyampaikan informasi yang benar tentang pandemi.
"Media massa yang saban hari memberitakan penanganan pandemi Covid-19 di Aceh telah mengubah persepsi publik terkait virus corona dan Covid-19 itu. Masyarakat kian menyadari virus corona itu nyata meski tidak kasat mata, dan Covid-19 itu fakta yang telah merengut banyak nyawa masyarakat Aceh," ujarnya.