Frozen Food Berkonsep Makan Tengah di Rumah Makin Diminati di Tengah Pandemi

Frozen food jadi salah satu solusi ibu untuk menghidangkan makanan bagi sekeluarga tanpa terlalu menyita banyak waktu.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Jul 2021, 18:02 WIB
Salah satu frozen food yang ditawarkan brand milik Yuanitas Christiani. (dok. happYCheeks)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memaksa kebiasaan makan di luar rumah ditahan sementara waktu. Kondisi itu memengaruhi rutinitas di rumah tangga. Sebagian jadi terbiasa masak sendiri untuk diri sendiri atau keluarga, lainnya menyiasati dengan memesan makanan jadi secara online. Di luar itu, ada pilihan lain yang tersedia, yakni membeli lauk jadi dalam keadaan beku (frozen food).

Minat masyarakat terhadap frozen food meningkat seiring lamanya pandemi. Proses pengolahan yang hanya perlu dipanaskan dalam waktu singkat menjadi daya tariknya, terutama di kalangan ibu rumah tangga. Dengan menyingkat proses memasak, mereka memiliki waktu tambahan untuk mengerjakan urusan lainnya.

"Sejak launching pada 20 November 2020, happYCheeks berhasil menjual produk sebanyak lebih dari 10ribu pieces," kata Yuanita Christiani, pemilik brand kuliner tersebut, dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat, 23 Juli 2021.

Konsep yang ditawarkan adalah makan tengah di rumah. Ia berharap, konsumen bisa merasa sedang makan di restoran meski fisik tetap di rumah.

Awalnya, brand miliknya hanya menawarkan tiga varian frozen food, yakni Bistique Van Java, Chillic Dory, dan Pop Chicken Crumbs. Penjualannya juga baru sebatas pelanggan di Jawa dan Bali. Sejalan dengan peningkatan permintaan, Yuanita kemudian menambah tiga varian baru dan memperluas jangkauan ke seluruh Indonesia.

"Karena konsep menunya menu keluarga, jadi dipilih menu yang sekiranya mulai dari anak-anak hingga kakek nenek bisa makan," ujar Yuanita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jaminan Keamanan

Yuanita Christiani. (dok. happYCheeks)

Yuanita menyadari tuntutan konsumen terkait keamanan pangan juga makin tinggi di masa ini. Maka itu, selain rasa, higienitas jadi perhatian besar, termasuk kualitas produk dan pelayanan.

Untuk menjamin keamanan pangan, ia mengklaim dapur produksi mengikuti standar yang disyaratkan BPOM dan halal MUI. Semua staf diwajibkan menjaga protokol kesehatan, seperti rutin mengecek suhu tubuh dan menjalani swab antigen.

Sementara, setiap produk dikemas ganda. Sebelum di-seal, produk akan disterilisasi menggunakan alkohol food grade untuk mematikan virus.

"Yang frozen divakum, lalu di-pouch, dan yang botolan double seal," dia menambahkan.


Naik Drastis

Ilustrasi Makanan Frozen Food Credit: unsplash.com/Moore

Selama pandemi, BPS (Badan Pusat Staistik) mencatat penjualan online tertinggi masih dipegang sektor kuliner (makanan dan minuman) yang melonjak tajam hingga 1070 persen. Frozen food termasuk yang kecipratan rezeki.

"Produk frozen food termasuk yang sangat laris di masa pandemi. Tapi tentunya bukan sekadar membuat frozen food, para penjual juga harus bisa memasarkan produk frozen food secara menarik, penggiat usaha pun harus secara kreatif menampilkan foto produk yang menarik minat pembeli," terang Bedi Zubaedi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo), akhir Desember 2020.

Bedi menambahkan, situasi pandemi justru mendorong banyak penjual semakin kreatif, seperti membuat beragam promo menarik atau membuat menu-menu baru yang sebenarnya merupakan inovasi dari menu-menu lama. "Hal itu terbukti, dari data Apkulindo, transaksi usaha kuliner via online naik sampai 350 persen sampai April lalu. Selain itu, pedagang online di bidang kuliner juga naik sampai 250 persen sampai bulan April kemarin," terang Bedi.


Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya