Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur Bakal IPO, Bagaimana Perkembangannya?

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyatakan subholding Krakatau Sarana Infrastruktur bakal IPO pada kuartal I 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Jul 2021, 22:31 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana mengantarkan Subholding Sarana Infrastruktur untuk mencatat saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) diselenggarakan pada kuartal pertama 2022.

"Kuartal I 2022 yang subholding krakatau sarana infrastruktur (akan IPO)," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim kepada Liputan6.com, Jumat (23/7/2021).

Terkait rencana itu, Silmy mengatakan saat ini pihak manajemen tengah menjajaki investor strategis. “Kita saat ini fokus dulu untuk mendapatkan strategic partner untuk KSI sebesar 10-40 persen kepemilikan,” ia menambahkan.

PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), kini menjadi induk subholding PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS) diharapkan dapat hasilkan pendapatan hingga Rp 7,8 triliun dalam lima tahun mendatang.

Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur ini akan bergerak di layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama antara lain kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri dan pelabuhan. Area pengelolaan kawasan KSI pun terbesar di Indonesia.

Empat perusahaan itu memiliki total pendapatan Rp 3,4 triliun dan nilai earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar Rp 1 triliun pada 2020. Diharapkan target pencapaian secara bisnis keseluruhan akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan kawasan industri di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


IPO Anak-Cucu Usaha BUMN

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha MIlik Negara (KBUMN) mempersiapkan 10 hingga 15 BUMN dan atau anak perusahaan BUMN untuk bisa melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

"Kita mau unlock value semua perusahaan BUMN,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir dalam Investor Daily Summit 2021, Kamis, 15 Juli 2021.

"Kita ingin jadikan Pertamina hundred billion company dengan meng-go publik-kan sub-sub holdingnya. Pertamina hulu, Pertamina hilir, Pertamina geothermal, Pertamina Integrated Marine Logistic yang InsyaAllah mereka akan go public di beberapa tahun ke depan. Dan InsyaAllah tahun ini juga ada yang go public," ia menambahkan.

Kemudian ada Indonesia Health Care Corporation (IHC) yang saat ini mempunyai hampir 70 lebih rumah sakit yang direncanakan juga go public.

"Belum lagi ketika nanti anak-anak usaha Telkom untuk go public seperti Mitratel, Telkom data center. Valuasi Telkom yang hari ini Rp 310 triliun, saya targetkan valuasinya harus naik. Kalau dulu kejayaan Telkom Rp 400 triliun, sekarang harus lebih besar dari Rp 400 triliun,” kata Erick.

Untuk Linkaja, Erick Thohir apresiasi kepada Grab dan Gojek yang berinvestasi pada layanan dompet digital pelat merah itu. Tak hanya itu, Erick juga berencana agar Pupuk Indonesia go public untuk menopang kesejahteraan petani di Indonesia.

Pupuk Indonesia supaya mampu bersaing di pasar non-subsidi. "Kita buat transparansi pupuk. Kita pastikan petani kita sehat dan BUMN juga sehat. Pupuk Kaltim juga kita rencanakan untuk go public,” kata dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya