Vietnam Perketat Lockdown COVID-19 di 2 Kota Besar Akibat Varian Delta

Vietnam akan memperpanjang penguncian di Kota Ho Chi Minh hingga 1 Agustus dan pembatasan yang lebih ketat di ibu kota Hanoi mulai Sabtu 24 Juli 2021, akibat gelombang infeksi COVID-19 terburuknya.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jul 2021, 14:00 WIB
Petugas medis yang mengumpulkan sampel tes pada hari pertama pemberlakuan lockdown dari warga yang melintas di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat (9/7/2021). Pemerintah Vietnam memberlakukan lockdown dua minggu di Kota Ho Chi Minh. (AFP/Huu Khoa)

Liputan6.com, Hanoi - Vietnam akan memperpanjang penguncian di Ho Chi Minh City hingga 1 Agustus dan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di ibu kota Hanoi mulai Sabtu 24 Juli 2021, ketika negara Asia Tenggara itu memerangi gelombang infeksi COVID-19 terburuknya.

Setelah berhasil menahan virus untuk sebagian besar pandemi, Vietnam telah menghadapi wabah virus corona yang rumit, dengan pusat bisnis selatan Kota Ho Chi Minh dan provinsi sekitarnya menyumbang sebagian besar infeksi baru.

Kementerian Kesehatan mencatat rekor 7.307 infeksi pada Jumat (23/7), meningkatkan beban kasus keseluruhan Vietnam menjadi 81.678. Setidaknya 370 orang di negara itu telah meninggal akibat virus tersebut.

"Karena sifat varian Delta yang cepat dan tidak dapat diprediksi dan untuk melindungi orang dan meminimalkan kematian, otoritas kota telah memutuskan untuk memperkuat sejumlah langkah untuk mengendalikan wabah," kata badan pemerintahan Kota Ho Chi Minh dalam pernyataan sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (24/7/2021).

Layar elektronik menampilkan pesan yang berkaitan dengan perang melawan Covid-19 dengan latar belakang gedung Opera Saigon pada hari pertama pemberlakuan lockdown di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Jumat (9/7/2021). (AFP/Huu Khoa)

Jumlah layanan yang diizinkan untuk beroperasi selama penguncian di Kota Ho Chi Minh akan dikurangi, kata kementerian kesehatan, mengutip Duong Anh Duc, wakil ketua kota Ho Chi Minh.

Langkah-langkah saat ini, yang telah berlaku sejak 9 Juli, termasuk perintah tinggal di rumah, larangan pertemuan yang lebih besar dari dua orang dan penangguhan layanan transportasi umum.

Layanan perbankan dan sekuritas di Kota Ho Chi Minh akan dikurangi ke tingkat minimal, sementara proyek konstruksi yang tidak perlu akan ditangguhkan, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Penyemprotan disinfektan selama seminggu di daerah berisiko tinggi COVID-19 juga telah dimulai, tambahnya.

Hanoi akan memberlakukan tindakan ketat serupa selama 15 hari mulai Sabtu pagi, kata pihak berwenang di ibu kota pada Jumat malam, menyusul gelombang infeksi baru selama beberapa hari terakhir, termasuk 48 kasus pada Jumat.

"Risiko penyebaran penyakit di kota sangat tinggi, membutuhkan tindakan tegas untuk mencegahnya," kata Chu Ngoc Anh, ketua Komite Rakyat Hanoi, dalam sebuah pernyataan.


Situasi di Hanoi

Seorang penjual berjalan melewati jalan sepi di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19 di Hanoi Vietnam pada 26 Maret 2020. (Nhac Nguyen / AFP)

Hanoi, yang telah mencatat lebih dari 600 infeksi COVID-19 sejak akhir April, telah menyarankan orang untuk tinggal di dalam rumah dan menutup kafe serta restoran awal bulan ini.

Secara nasional, Vietnam telah memberlakukan pembatasan pergerakan di sekitar sepertiga dari 63 kota dan provinsi sejak wabah dimulai pada akhir April.

Kota Ho Chi Minh, yang menyumbang sekitar 60 persen dari total kasus, telah meminta perdana menteri Vietnam untuk mengirimkan lebih banyak personel untuk membantu memerangi wabah saat ini, kata kementerian kesehatan di Facebook pada Jumat.

Vietnam, yang sangat bergantung pada vaksin AstraZeneca, berusaha mempercepat program inokulasinya.

Vietnam sejauh ini telah menerima lebih dari 10,2 juta dosis vaksin virus corona.

Sekitar 4,4 juta dosis telah diberikan di negara itu, tetapi kurang dari 335.000 orang telah divaksin penuh, data resmi menunjukkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya