Liputan6.com, Jakarta Upaya untuk memburu dalang di balik seruan bertajuk 'Jokowi End Game' kini tengah dilakukan, meski aksi demo yang rencananya akan digelar pada Sabtu, 24 Juli kemarin ternyata urung di gelar.
Sebelumnya seruan demo tersebut sempat viral di media sosial. Dikatakan ada sejumlah elemen masyarakat akan long march dari Glodok sampai Istana Negara untuk menolak perpanjangan PPKM. Ribuan personel bahkan sempat diturunkan untuk mengamankan aksi.
Advertisement
Bahkan sempat dikabarkan, pengemudi berbasis aplikasi atau daring (Ojek Online) akan ikut dalam aksi demo tolak PPKM.
Namun, Yusri meyakini bahwa seruan aksi Jokowi End Game tersebut, hanya berita bohong atau hoaks. Hal ini setelah pihaknya mengonfirmasi kepada pihak ojek online dan sejumlah elemen masyarakat yang dimaksud. Berita ini terpopuler pertama di top 3 news, Sabtu, 24 Juli 2021.
Adanya ajakan demo untuk tolak perpanjangan PPKM tersebut sempat membuat Ikatan Aktivis 98 angkat suara. Mereka meyakini aksi tersebut telah ditunggangi oleh kepentingan politik yang ingin kembali berkuasa.
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud Md berpendapat ada baiknya bila ingin mengkritisi pemerintah bisa dilakukan lewat media daring, tanpa harus turun ke jalan. Hal ini mengingat lagi kasus positif di Ibu Kota yang terus meningkat.
Terkait adanya seruan demo dalam tajuk Jokowi End Game, Menko Polhukam menyebut ajakan aksi tersebut didalangi oleh dua kelompok, yakni murni dan tidak murni. Menurut Mahfud, kelompok tidak murni adalah mereka yang hanya ingin memanfaatkan situasi dan provokasi.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Sabtu, 24 Juli 2021:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Polisi Cari Penyebar Seruan Demo Jokowi End Game di Jakarta
Polda Metro Jaya tengah memburu otak di balik penyebaran informasi di media sosial tentang seruan aksi nasional bertajuk 'Jokowi End Game'. Aksi demo yang dijadwalkan pada 24 Juli 2021 itu salah satunya untuk menolak kebijakan (PPKM).
"Nanti kita cari," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Sabtu (24/7/2021).
Yusri menyakini informasi yang tersebar melalui media sosial adalah hoaks. Pasalnya, petugas telah mengkonfirmasi kepada organisasi masyarakat maupun ojek online bahwa mereka tidak terlibat dalam seruan aksi demo tersebut.
"Banyak flyer yang beredar di media sosial untuk mengajak demo di Jakarta. Beberapa organisasi seperti ojol dan organisasi yang lain mengatakan tidak ikut karena mereka sadar bahwa Jakarta ini tinggi angka Covid-19," ungkap Yusri.
Advertisement
2. Ikatan Aktivis 98: Dalang Aksi Demo 24 Juli Tak Punya Empati Penderitaan Rakyat
Ketua Ikatan Aktivis 98 Imanuel Ebenezer menduga, rencana aksi demo bertajuk Jokowi End Game hari ini ditunggangi elite politik yang memanfaatkan situasi Covid-19.
"Kelompoknya, kita yakini adalah kelompok yang memanfaatkan wabah pandemi untuk berkuasa kembali," kata pria karib disapa Noel dalam keterangan tertulis diterima, Sabtu (24/7/2021).
Dia mengatakan, dugaan terkait didasari dari sebaran meme yang diyakini dibuat oleh mereka yang mengerti cara propaganda dan provokasi. Targetnya, mempengaruhi masyarakat agar mau turun ke jalan.
"Padahal aksi demo ini jika benar terjadi akan berdampak besar pada peningkatan Covid-19. Dalang aksi ini tak punya empati pada penderitaan rakyat," kata dia.
Imanuel Ebenezer menyebut, melalui poster yang tersebar diketahui sang provokator menggunakan latar pengemudi ojek online beserta masyarakat diharapkan turun ke lapangan untuk menolak penerapan PPKM Darurat jika diperpanjang.
Padahal, Noel mengaku, saat berkomunikasi dengan para komunitas ojek online, tidak ada niatan mereka melakukan hal tersebut.
3. Ini Analisa Mahfud Md Terkait Dua Kelompok yang Akan Mendemo Jokowi
Menko Polhukam Mahfud Md meminta rencana demo dan long march Jokowi End Game dilakukan secara virtual. Mahfud menyebut penyampaian aspirasi selama masa pandemi lebih baik tanpa demo di jalanan, melainkan melalui webinar hingga lewat media sosial.
"Pada prinsipnya pemerintah itu terbuka dan merespons segala aspirasi masyarakat, namun sebaikmya aspirasi dalam pandemi dsampaikan melakui jalur komunikasi sesuai prokes, misalnya melalui virtual meeting, webinar, dialog-dialog di televisi, happening art yang menjaga protokol kesehatan, melalui media sosial, dan sebagainya," kata Mahfud dalam konferensi pers daring, Sabtu (24/7/2021).
Dia menyebut rencana demo Jokowi didalangi dua kelompok, yakni kelompok murni dan tidak murni. Mahfud meminta masyarakat hati-hati terhadap kelompok tidak murni yang dinilainya hanya memanfaatkan situasi.
"Ada kelompok tidak murni, masalahnya hanya ingin menentang saja memanfaatkan situasi, apa pun keputusan pemerintah diserang, itu ada. Kita harus hati-hati karena kelompok ini selalu melakukan provokasi dan menyatakan setiap kebijakan pemerintah itu salah," kata Mahfud.
Dia juga mengakui ada kelompok murni yang berdemo karena masalah ekonomi selama PPKM.
Advertisement