Liputan6.com, Phoenix - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan rekomendasi kepada simpatisannya untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Saat ini, kasus virus corona di AS sedang melonjak.
Sebelum menyarankan vaksin, Donald Trump mengingatkan pendukungnya bahwa vaksin COVID-19 adalah pencapaian besar. Meski demikian, Trump enggan memaksa pendukungnya untuk divaksin.
Advertisement
"Saya menyarankanmu untuk mendapatkannya, tetapi saya percaya pada kebebasan anda seratus persen," ujar Presiden Trump di acara Turning Point USA Student Action Summit di Phoenix, Arizona, yang disiarkan C-SPAN, Minggu (25/7/2021).
Donald Trump berkata sempat diragukan dalam hal vaksin COVID-19 karena ada yang menyebut vaksin baru bisa muncul pada tiga sampai lima tahun, tetapi vaksin COVID-19 selesai lebih awal. Sebelumnya, Trump juga sempat mendorong pendukungnya untuk divaksin.
Kasus COVID-19 di AS sedang naik pada sepekan terakhir akibat varian Delta. Vaksin Pfizer disebut ampuh melawan varian, tetapi peminat vaksinasi sedang turun di AS.
Pada pidato tersebut, Donald Trump umumnya membahas kekalahannya di pilpres 2020. Donald Trump tercatat kalah di Arizona yang merupakan daerah Partai Republik. Ia masih yakin ada kecurangan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Efikasi Vaksin Pfizer
Studi terbaru menunjukkan vaksin Pfizer (BNT162b2) ampuh hingga 88 persen melawan varian delta COVID-19. Sementara, vaksin AstraZeneca (ChAdOx1 nCoV-19) juga ampuh hingga 67 persen.
Dilaporkan Forbes, Kamis (22/7), studi memeriksa 19 ribu orang. Hasilnya, vaksin Pfizer ampuh 93,7 persen melawan varian Alpha (pertama ditemukan di Wuhan) dan 88 persen melawan varian Delta.
Sementara, vaksin AstraZeneca aktif 74,5 persen melawan varian Alpha dan 67 persen melawan Delta.
Penelitian ini melibatkan berbagai institusi di Inggris: Public Health England, London School of Hygiene and Tropical Medicine, Imperial College London, Guy's and St. Thomas' Hospital NHS Trust, hingga Universitas Oxford.
Hasil pemberian dua dosis juga ditegaskan lebih ampuh. Pasalnya, satu vaksin Pfizer hanya ampuh 36 persen melawan varian Delta bergejala, sementara AstraZeneca hanya sekitar 30 persen.
"Secara keseluruhan, kami menemukan level keefektivan tinggi dari vaksin melawan penyakit simptomatik varian delta setelah pemberian dua dosis," tulis penelitian tersebut.
Advertisement