Kronologi Meninggalnya Ibunda Amanda Manopo karena Covid-19

Duka sedang menyelimuti hati Amanda Manopo dan keluarga.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 25 Jul 2021, 20:30 WIB
Amanda Manopo dan Henny Manopo (Sumber: Instagram/@hennymanopolugue)

Liputan6.com, Jakarta - Amanda Manopo kehilangan salah satu orang paling dicintainya. Sang ibunda yang bernama Henny Manopo Lugue meninggal dunia pada Minggu (25/7/2021) sore karena virus Corona.

Manajer Amanda Menopo, Ricco Ricardo, menjabarkan kronologi dari mulai Henny Manopo terinfeksi Covid-19, hingga mengembuskan napas terakhir.

"Sebenarnya sudah isoman 14 hari di rumah, tapi ada penyakit bawaan diabetes yang Covid ini nyerang terus. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin buat obat-obatan sampai mendatangkan dokter ke rumah. Tapi Tuhan berkehendak lain," kata Ricco Ricardo dikutip dari kanal YouTube MOP Channel.


Sesak Napas

Amanda Manopo dan Henny Manopo (Sumber: Instagram/@atikamanda06)

Karena kondisi yang tak kunjung membaik, keluarga akhirnya memutuskan untuk membawa Henny Manopo ke rumah sakit. Namun, wanita paruh baya itu sempat menolak.

"Masuk itu kalau enggak salah malam takbir lumayan sesak napas. Sempat ngomong sama saya, 'Enggak apa-apa, aku sehat kok. Enggak mau ke rumah sakit. Doain ya'," tutur Ricco.


Tangan Tak Bisa Bergerak

Amanda Manopo dan Henny Manopo (Sumber: Instagram/@hennymanopolugue)

Di hari berikutnya, tiba-tiba tangan Henny Manopo tidak bisa digerakkan sebagaimana mestinya. Keluarga bergegas mencari rumah sakit untuk ditangani.

"Panik, telepon RS sana-sini, telepon Manda lagi syuting di Bekasi. Habis itu bawa ke rumah sakit Premiere Bintaro, di situ dapat UGD doang. Puji Tuhan pelayanan bagus. Tapi kita cari juga yang ada ICU nya, kita dapat di sini (RS Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat)," ia menjabarkan.


Saturasi Tak Stabil

Selama empat hari menjalani perawatan, saturasi oksigen sempat mengalami naik turun.

"Kemarin masuk sini sempat bagus, hari pertama bagus, hari kedua turun lagi. Tadi pagi masih bagus 90, siang tadi kita tektokan sama suster itu saturasi 70. Habis itu kita doa, jam 3 Manda kasih tahu aku, 'Mami kritis lagi'," ujar Ricco.

"Jam 3 aku on the way ke rumah sakit diwawancara wartawan sambil jalan, pas sudah jalan, beberapa menit kemudian mami sudah nggak ada sekitar jam 4 sore," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya