Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia akan mencatat penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) terbesar sejak 2018. Salah satunya melalui Bukalapak pada Agustus 2021.
Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, Minggu (25/7/2021) dengan permintaan yang dilaporkan tinggi dan jumlah penawaran saham yang besar, Bukalapak berpotensi masuk 10 besar untuk saham kapitalisasi besar berdasarkan dari harga IPO.
Advertisement
Ashmore Asset Management Indonesia juga menyoroti apa perbedaan Bukalapak dengan e-commerce lainnya.Berikut sejumlah kunci utamanya.
Pertama, Bukalapak salah satu pelopor e-commerce besar yang integrasikan marketplace dengan grosir online dan bisnis distribusi di Indonesia. Kedua, pola pikir monetisasi. Ketiga, dukungan dari pemegang saham yang kuat.
"Bukalapak didukung oleh Ant Financial, GIC dan Emtek, yang baru-baru ini investasi di Grab Indonesia. Gabungan keahliaan teknologi dan pengetahuan dari fintech terbesar China dan sinergi dengan portofolio Emtek akan membantu Bukalapak meningkatkan pengalaman pelanggannya," demikian mengutip dari catatan Ashmore Asset Management Indonesia.
Lalu bagaimana dengan strategi seiring ada IPO tersebut?
Seperti filosofi investasi, Ashmore percaya pada nilai yang didorong manajemen yang aktif. Sedangkan valuasi untuk perusahaan e-commerce berbeda dengan metode penilaian perusahaan tradisional yang biasanya didorong oleh keuntungan.
"Kami memiliki alasan yang masuk akal perbandingan dengan e-commerce dan saham teknologi unicorn. Secara holistic, dengan pandangan makroekonomi dan pergeseran perilaku manusia, kami terus melihat pertumbuhan di sektor teknologi di Indonesia tetap layak,” tulis Ashmore.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Potensi Bukalapak
Ashmore memilih sektor saham teknologi baik secara langsung dan tidak langsung dan Bukalapak kemungkinan akan melengkapi subkategori e-commerce.
"Potensi Bukalapak akan menempatkan mereka langsung dalam indeks kapitalisasi besar dan bahkan akan menyesuaikan dengan metode penghitungan indeks terbaru memakai free float dan mempertahankannya dalam 10 besar," tulis Ashmore.
Ashmore Asset Management Indonesia percaya kontribusi dari ekonomi internet untuk produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh cepat. “Oleh karena itu strategi kami terus memposisikan untuk overweight di sektor ini untuk semua equity fund,” tulis Ashmore Asset Management Indonesia.
Advertisement