Liputan6.com, Jakarta - Eko Yuli Irawan belum memikirkan pensiun usai merebut medali perak pada nomor 61kg cabang olahraga angkat besi Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (25/7/2021).
Sudah menginjak 32 tahun, Eko Yuli bertekad untuk tetap mengerahkan segenap kemampuan bila mendapat kesempatan bertanding.
Advertisement
"Jika dilihat umur memang sulit, tetapi jika ada kesempatan, kenapa tidak? Tapi, yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan," kata Eko pada siaran pers KOI.
Dengan menyabet perak di Tokyo, Eko mencatatkan sejarah sebagai atlet Indonesia dengan kolektor medali Olimpiade terbanyak. Pria kelahiran Lampung itu sebelumnya meraih medali perunggu di kelas 56kg (Beijing 2008) dan kelas 62kg (London 2012), serta medali perak 62kg di Rio de Janeiro 2016.
Eko mendapat medali perak Olimpiade Tokyo setelah membukukan total angkatan 302kg (snatch 137kg dan clean and jerk 165kg). Ia harus mengakui keunggulan lifter China Li Fabin yang menorehkan 313kg (snatch 141kg dan clean and jerk 172kg).
Saksikan Video Berikut Ini
Prestasi Membanggakan
Sementara medali perunggu diraih lifter Kazakhstan Igor Son dengan total angkatan 294kg (snatch 131kg dan clean and jerk 163kg).
"Meski mendapat perak, Eko Yuli berhasil menjadi atlet yang mengukir sejarah. Ia satu-satunya atlet yang tampil empat kali di Olimpiade dan semuanya meraih medali," ujar Chef de Mission Olimpiade Tokyo yang juga Ketua Umum PB PABSI, Rosan P Roeslani.
"Tentu prestasi ini menjadi kebanggaan bagi kita semua, terutama saya sebagai CdM dan juga Ketua PB PABSI," tambahnya.
Advertisement