Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di University of Surrey telah membangun model kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengidentifikasi senyawa kimia yang mendorong penuaan yang sehat.
Penelitian ini diyakini akan membuka jalan menuju inovasi farmasi yang memperpanjang umur seseorang.
Advertisement
Dalam sebuah makalah yang terbit di Scientific Reports, sekelompok tim ahli kimia dari University of Surrey membangun model Machine Learning berdasarkan informasi dari pangkalan data DrugAge.
Mereka mencoba memprediksi apakah suatu senyawa dapat memperpanjang umur Caenorhabditis elegans--cacing tembus pandang yang memiliki metabolisme serupa--untuk manusia.
Umur cacing tersebut yang lebih pendek memberi para peneliti kesempatan untuk melihat dampak dari senyawa kimia yang dimaksud.
3 Senyawa
Model yang dikembangkan memilih tiga senyawa yang memiliki peluang 80 persen untuk meningkatkan umur. Ketiga senyawa itu adalah:
- Flavonoid (pigmen antioksidan yang ditemukan pada tanaman yang meningkatkan kesehatan jantung),
- Asam lemak (seperti omega 3), dan,
- Organooksigen (senyawa yang mengandung ikatan karbon dengan oksigen, seperti alkohol).
Advertisement
Pernyataan Peneliti
Sofia Kapsiani, salah satu penulis riset ini menyebut proses penuaan semakin diakui sebagai serangkaian penyakit dalam pengobatan modern.
"Kita dapat menerapkan perkakas dunia digital, seperti AI, untuk membantu memperlambat atau melindungi dari penuaan dan penyakit terkait usia. Studi kami menunjukkan kemampuan revolusioner AI untuk membantu identifikasi senyawa dengan sifat anti-penuaan," tutur Sofia dikutip dari rilis pers via Eurekalert, Senin (26/7/2021).
Sementara itu, penulis utama studi dan Dosen Senior Kimia Komputasional di University of Surrey, Dr Brendan Howlin, mengatakan penelitian ini menunjukkan kekuatan dan potensi AI yang merupakan spesialisasi dari University of Surrey, "untuk mendorong manfaat yang signifikan bagi kesehatan manusia."