Liputan6.com, Jakarta Aksi Walk Out (WO) yang dilakukan oleh atlet judo Fethi Nourine di Olimpiade Tokyo 2020 kini tengah menjadi perbincangan hangat. Pria berusia 30 tahun ini menolak bertanding ketika ia dipertemukan dengan Tohar Butbul, atlet judo Israel.
Penolakan yang dilakukan oleh pria asal Aljazair bersama pelatihnya yakni Amar Benikhlef ini mengakibatkan keduanya diskors kurang dari 24 jam setelah acara pembukaan resmi turnamen internasional yang berlangsung pada hari Jumat (23/7/2021).
Baca Juga
Advertisement
Bukan tanpa alasan, ternyata penolakan ini dilakukan oleh Fethi Nourine karena ia ingin menunjukkan dukungannya kepada negara Palestina. "Kami telah membuat keputusan yang tepat," kata mereka, mengutip laporan Metro.
Berikut ini merupakan berita selengkapnya dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Senin (26/7/2021).
Pilih walk out
Sama halnya atlet lain yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020, Fethi Nourine juga telah bekerja keras untuk bisa masuk ke dalam ajang bergengsi ini. Namun, ia merasa bahwa perjuangan rakyat Palestina lebih besar ketimbang yang dilakukannya.
Maka dari itu, untuk mengapresiasi hal tersebut, Fethi pun putuskan untuk WO saat ditandingkan dengan Israel. Ia tak mau 'mengotori tangannya' untuk melawan musuhnya tersebut.
Sebelumnya, Fethi Nourine menghadapi atlet judo Sudan Mohammed Abdalrasool pada Senin (19/7/2021) dalam pertarungan pertamanya. Di kategori lomba 73 kilogram tersebut, Fethi berhasil menang. Kemudian pada putaran kedua ia akan menghadapi Tohar Butbul dari Israel.
"Kami tidak beruntung dengan keputusan ini. Kami dijadwalkan untuk bertemu lawan dari Israel dan itulah mengapa kami mundur," ungkap Fethi.
Advertisement
Dapat skorsing
Akibat aksi WO ini, Fethi Nourine bersama pelatihnya, Amar Benikhlef pun mendapatkan skorsing. Selain itu, ijin bertanding keduanya pun ditangguhkan pula oleh International Judo Federation (IJF).
Pasalnya, aksi tersebut bertentangan dengan aturan dari IJF. "Menurut aturan IJF, sejalan dengan Piagam Olimpiade dan terutama dengan aturan 50.2 yang mengatur perlindungan netralitas olahraga di Olimpiade dan netralitas Olimpiade itu sendiri, yang menyatakan bahwa 'tidak ada jenis demonstrasi atau politik, propaganda agama atau rasial diizinkan di situs, tempat, atau area Olimpiade mana pun, 'Fethi Nourine dan Amar Benikhlef sekarang ditangguhkan dan akan menghadapi keputusan oleh Komisi Disiplin IJF, serta sanksi disiplin oleh Komite Olimpiade Nasional Aljazair kembali negara mereka.'".
Kabar terbaru yakni Komite Olimpiade Aljazair dilaporkan menarik partisipasi mereka dan akan memulangkan mereka.