Mitos Kesehatan Sepekan: Bawang Putih Bisa Keluarkan Cairan di Paru-paru hingga Oseltamivir Obat Berbahaya

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 26 Jul 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim bawang putih bisa mengeluarkan cairan dari paru-paru akibat Covid-19.

Postingan itu ramai dibagikan sejak akhir pekan lalu. Dalam video yang beredar terdapat seseorang yang memasukkan bawang putih ke dalam hidungnya. Orang tersebut mengklaim bawang putih bisa mengeluarkan lendir dan mengembalikan indera penciuman.

Selain itu video itu juga dilengkapi narasi:

"Paru2 tak bisa memompa dan memasukkan oksigen karna dipenuhi cairan lendir yg kental.Jadi paru2 sulit untuk bekerja.Cara yg paling efektif mengeluarkan lendir dr paru2 sebenarnya mudah..Ambil 2 siung b putih masukan kehidung seperti vidio..Biarkn selama 15 - 20 mnt..mata terasa perih tak apa2 membersihkan kotoran mata..Setelah 15 - 20 mnt lepas b putih tadi..Nanti lendir banyak yg berada d paru2 keluar dr hidung..dpt dilakukan selang 2 jm sekali..biar paru2 terbebas dr lendir yg menggang pernafasan..tlng disebarkn agar yg sakit / belum tertular dr covid-19 terselamatkn...Aamiin"

Namun setelah ditelusuri, video yang diklaim bisa mengeluarkan lendir di paru-paru akibat covid-19 hanya dengan bawang putih adalah tidak benar.

Faktanya, bawang putih tidak bisa membersihkan atau mengeluarkan lendir dari paru-paru akibat covid-19.

Selain klaim bawang putih bisa mengeluarkan cairan dari paru-paru akibat Covid-19, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Barcode pada Vaksin Covid-19 Mengontrol Manusia sampai Mati

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Imha Lessy, pada 15 Juli 2021.

Klaim barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati menampilkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga menjadi Ketua Tim Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir sedang malakukan dialog dalam program talkshow televisi yang dipandu Najwa Shihab.

Berikut percakapannya:

Najwa: Sudah merancang agar bisa melacak vaksin-vaksin ini Mas Erick?

Erick: Jadi begini kan kembali kita bicara pada sebuah sistem meminimal risiko apalagi ini menyangkut seluruh Indonesia. Nah karena itu sejak awal Bofarma melakukan barcode di sini bisa terlihat, jadi misalnya tadi Rafi abis disuntik bisa terlihat, di sini (kotak) juga ada barcodenya ini nanti masuk di coldchain yang dikirim ke daerah kita bisa dilihat sampai di mana, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa kita bisa melakukan itu"

Pada tampilan tersebut terdapat tulisan "SELAMAT BAGI ANDA YANG SUDAH DI VAKSIN COVID 19. ANDA DIKONTROL SAMPAI MATI"

Unggahan tersebut diberi keterangan "cilaka 12😅".

Setelah ditelusuri, barcode pada Vaksin Covid-19 mengontrol manusia sampai mati tidak benar.Barcode pada vaksin untuk melacak vaksinnya, bukan posisi manusia yang disuntikan vaksin.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 


Oseltamivir Obat Covid-19 yang Berbahaya dan Mematikan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Nawa Rawdha, pada 15 Juli 2021.

Klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan berupa video yang menampilkan satu strip obat berbentuk kapsul berwarna putih dan kuning.

Dalam video tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"Ini obat waktu saat aku diisolasi Covidlolos satu biji yang aku makan hampir mrenggut nyawaku, namannya oseltamivir, ini obat barusan diminum waktu masih isolasi di rumah sakit, dalam waktu nggak sampe satu menit aku langsung muter-muter muntah-muntah alhamdulillah Allah masih memperpanjang umur ku, inilah obat yang disebut obat oseltamivir obat khsusu buat flu babi ternyata flu babi dan juga flu burung ini yang diberikan ke aku dan aku ga mau diberika makan selanjutnya, aku ditanya bolak balik sama perawat bu sudah dimakan obatnya? sudah-sudah padahal aku sembunyiin. Nih satu yang ku makan aku bawa pulang untuk kenang-kenangan, ini obat setan, ini berbahayahati- hati kalau ada yang memberikan obat ini ini sangat berbahaya banget. Disini dikatakan obat ini unutk menghilangkan virus, menyembuhkan tapi ternyata obat ini sangat berbahaya namanya Oseltamivir"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Testimoni mantan Korban Konspirasi Global (Covid19) OBAT SETAN (OSELTAMIVIR-generik) Jangan dikonsumsi..buang aja!Nasution Nina inikah obatnya kaa? Yg dlu sempat ak minta utk investigasi?"

Setelah ditelusuri, klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan tidak benar.

Oseltamivir termasuk obat yang aman digunakan, dengan efek samping bersifat individual, meliputi mual, muntah, insomnia, vertigo, dialami hanya sebagian orang.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya