Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video.
Sebuah video yang diklaim warga Bekasi, Jawa Barat ditangkap karena ingin menjalankan salat Id beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun Facebook Merizasatifa pada 21 Juli 2021.
Advertisement
Dalam video berdurasi 10 detik itu, tampak sejumlah pria duduk di dalam sebuah truk. Tangan mereka terlihat diborgol. Sebagian dari pria tersebut juga terlihat mengenakan sarung, kopiah, dan baju koko. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan penangkapan warga Bekasi karena ingin menjalankan salat Id.
"Nasib saudara2 kita di bekasi
Gara2 Mau sholat I'd
Mereka di tangkap di rantai Dan di kerangkeng
Sdh seperti di Uyghur tibet Dan burma..😭😭😭 Innalillahi wainna ilaihi Raji'un," tulis akun Facebook Merizasatifa.
Video yang disebarkan akun Facebook Merizasatifa telah 11 kali dibagikan dan mendapat 4 komentar warganet.
Namun setelah ditelusuri, video yang diklaim warga Bekasi, Jawa Barat ditangkap karena ingin menjalankan salat Id ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa penangkapan sejumlah warga asing di Malaysia.
Selain video yang diklaim warga Bekasi, Jawa Barat ditangkap karena ingin menjalankan salat Id, terdapat video hoaks lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Video 5 Jenazah Meninggal Usai Divaksin di Probolinggo
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video lima jenazah meninggal bersamaan setelah divaksin di Probolinggo. Klaim tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
Klaim video lima jenazah meninggal bersamaan setelah divaksin di Probolinggo, menampilkan video lima keranda mayat yang dibungkus kain hijau sedang dijejerkan dan disaksikan sejumlah orang di dalam sebuah bangunan.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Desa Lecces Probolinggo, 16 Juli 2021Meninggal bersama setelah di vaksin..
Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab..???Apa ada misi terselubung Misi komunis supaya rakyat komunis 2miliyar jiwa sebagian bisa masuk ke Indonesia dgn muda negeri ini akan di jajah milik Aseng..tidak perlu mengunakan perang dgn modal besar cukup Suntik mati"
Setelah ditelusuri, video yang diklaim lima jenazah meninggal bersamaan setelah divaksin di Probolinggo tidak benar.
Ke lima orang ini meninggal dunia karena sakit yang bertahun-tahun dan ada juga yang sudah tua. Alasan kelima orang tersebut dimakamkan di satu TPU karena lokasi Dusun Padeg dengan Paciran berdekatan. Tak hanya dimakamkan di satu tempat ke lima jenazah tersebut juga disalatkan bahkan diberangkatkan ke TPU secara bersama-sama.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
Video Warga Ditusuk Pulpen hingga Buta oleh Petugas Jaga di Pos Penyekatan PPKM
Sebuah video yang diklaim seorang warga ditusuk pulpen bagian matanya hingga buta oleh petugas di pos penyekatan PPKM beredar di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah akun Facebook El Shaarawy pada 18 Juli 2021.
Dalam video berdurasi 1 menit itu, terlihat seorang pria tengah berada di sebuah jalanan. Bagian wajah dari pria itu tampak berdarah. Ia mengaku, matanya buta ditusuk petugas saat berada di pos penyekatan PPKM.
"Baik pak, ini proses penyekatan di solok. Kebetulan saya baru mutar, melihat truk kita yang terbalik di sana. Saya mau balik ke Padang, ditanya sama siapa melapor karena begitu banyak petugasnya. Akhirnya saya didorong pak, saya pegang pena, tertusuk lah mata saya, sudah buta pak. Mata saya sudah buta ditusuk sama pena," demikian pengakuan dari pria tersebut.
"Astaghfirullah...
Aparat biad*b,, mata warga ditusuk pake pulpen
Gara2 aturan PPKM
Sampai Sekejam Ini
😡😡😡," tulis akun Facebook El Shaarawy.
Video yang disebarkan akun Facebook El Shaarawy telah 135 kali ditonton dan mendapat 15 komentar warganet.
Setelah ditelusuri, video yang diklaim seorang warga ditusuk pulpen bagian matanya hingga buta oleh petugas di pos penyekatan PPKM ternyata tidak benar. Faktanya, pria tersebut tidak ditusuk dengan pulpen oleh petugas dan tidak mengalami kebutaan.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement