Mirip Obat Asma, Vaksin COVID-19 Inhaler Dikembangkan di Swedia

Bila berhasil, vaksin COVID-19 jenis ini bisa memudahkan masyarakat mendapat perlindungan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Jul 2021, 16:32 WIB
Mal di Gothenburg, Swedia. Pemerintah Swedia mulai memperketan protokol COVID-19 setelah herd immunity tak berhasil. Dok: Bjorn Larsson Rosvall / TT via AP

Liputan6.com, Lund - Perusahaan Iconovo di Swedia sedang mengembangkan vaksin COVID-19 yang dikemas dalam bentuk inhaler seperti obat asma. Ukurannya bisa lebih kecil dari kotak korek api dan harganya terjangkau.

"Ini mudah dan ini sangat murah untuk diproduksi," ujar CEO Iconovo, Johan Waborg, seperti dilaporkan BBC, Senin (26/7/2021).

"Kamu hanya perlu mencabut slip plastik kecilnya dan inhaler vaksinnya aktif, dan kamu hanya perlu memasukannya ke dalam mulut, menarik napas dan hembuskan," ujarnya.

Iconovo merupakan perusahaan di Medicon Village yang merupakan science park terbesar di Swedia. Biasanya Iconovo memproduksi inhaler untuk pasien asma.

Perusahaan kini berkolaborasi dengan start-up penelitian imunologi, ISR, yang telah mengembangkan vaksin berjenis dry-powder melawan COVID-19. Vaksin ISR menggunakan manufactured COVID-19 virus proteins, dan vaksin mereka bisa bertahan melawan suhu hingga 40 derajat celcius.

"Game-changernya adalah kamu bisa mendistribusikan vaksin (bubuk) ini dengan sangat mudah tanpa cold chain, dan bisa diberikan tanpa tenaga kesehatan," ujar pendiri ISR, Ola Winquist, yang juga profesor imunologi di Karolinska Institute.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Jangkau Daerah yang Lebih Luas

Para pengurus memindahkan jenazah pasien virus corona COVID-19 ke dalam peti mati di rumah duka AVBOB, Soweto, Afrika Selatan, 24 Juli 2020. (MARCO LONGARI/AFP)

Saat ini, vaksin jenis baru ini baru dicoba kepada varian Beta dan Alpha dari COVID-19. Vaksin ini diharapkan mempercapat peredaran vaksin di Afrika yang belum memiliki produser vaksin lokal.

Iklim Afrika Selatan lebih hangat dan suplai listrik terbatas sehingga menjadi tantangan dalam menyimpan dan mendistribusikan vaksin yang butuh suhu dingin.

Namun, masih butuh waktu untuk mengembangkan vaksin jenis ini sampai pakar isa menyimpulkan apakah vaksin ini mampu memberikan proteksi serupa bagi vaksin yang diloloskan WHO.

Sejauh ini, vaksinnya baru diuji kepada tikus. ISR dan Iconovo sedang melakukan pendanaan untuk memulai studi kepada manusia dalam dua bulan ke depan.

Ada pula perusahaan Ziccum di Swedia yang berusaha memudahkan produksi vaksin dengan teknologi "fill and finish." Visi dari teknologi ini adalah memudahkan negara memproduksi vaksin secara lokal.

Caranya dengan memberikan dalam bentuk bubuk lalu vaksinnya dicampur dengan solusi air steril, kemudian disuntikan. Penelitian masih terus berlanjut agar efikasi vaksin bentuk ini tidak berkurang. Teknologi ini pun membuka kemungkinan adanya vaksin dalam bentuk pil.


Infografis COVID-19:

INFOGRAFIS Persentase komorbid yang sering ditemui pada pasien-pasien COVID-19 di Indonesia (Ilustrasi Abdillah/Liputan6)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya