Liputan6.com, Jakarta Diplomat Success Challenge (DSC) telah memasuki tahun ke-12 sejak pertama kali digelar. Lebih dari satu dekade DSC hadir untuk meningkatkan pelaku usaha dengan pemberian modal uang tunai dan mentoring dari berbagai pelaku usaha yang telah sukses.
Kali ini, DSC 12 menyiapkan total dana hibah sebesar Rp 2 miliar yang bisa didapatkan peserta dengan submit proposal bisnisnya. Selain itu, pada gelaran kali ini juga peserta akan diberikan ruang untuk bisa melakukan kolaborasi.
Advertisement
Program Initiator DSC 12, Edric Chandra menuturkan, ada empat poin manfaat yang akan didapatkan peserta DSC 12 kali ini.
Pertama, hibah modal usaha telah bekembang dari yang awalnya senilai Rp 500 juta hingga saat ini sebesar total Rp 2 miliar. Tentunya, dana ini diharapkan mampu membuat start-up pilihan tersebut untuk berkembang dan naik kelas.
Terkait prioritas kategori proposal yang dipilih, Edric mengatakan tak ada kategori khusus yang diprioritaskan. Seluruh kategori UMKM memiliki kesempatan yang sama untuk submit proposal.
“Prioritas lebih ke konteks dari proposal tersebut, misalnya bisnis dia bisa relevan dan dijalankan dalam waktu dekat, dan dia punya problem dan cara penyelesaian yang relevan,” katanya dalam konferensi virtual, Senin (26/7/2021).
Kedua, DSC memberikan ruang bagi seluruh individu untuk menjadi wirausahawan yang tangguh dan bermanfaat. Ini, kata Edric, akan didapatkan ketika masuk pada sesi mentoring dengan tokoh-tokoh pelaku usaha yang kompeten.
Ketiga, memanfaatkan jaringan Diplomat Entrepreneur Network (DEN) yang diisi oleh alumni DSC periode sebelumnya. Ini menjadikan sebuah jaringan bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh peserta DSC 12.
Keempat, DSC berperan sebagai wadah untuk mewujudkan dan mengembangkan ide-ide bisnis yang kreatif dan inovatif para pelaku usaha.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Usaha Mikro Naik Kelas
Setelah melewati satu dekade pelaksanaan Diplomat Success Challenge (DSC) bagi pelaku bisnis di indonesia, kini DSC 12 hadir kembali dan menyiapkan dana total Rp 2 miliar sebagai dana hibah pengembangan bisnis.
Direktur Utama Wismilak, Ronald Walla mengatakan salah satu fokusnya saat ini adalah perlu ada dorongan terhadap usaha mikro dan kecil untuk bisa naik kelas. Ia menilai caranya adalah dengan melakukan percepatan pemberdayaan UMKM ke generasi muda di Indonesia.
Dalam sambutannya, Ia menilai kalau kondisi pandemi covid-19 juga tak bisa menghalangi berbagai ide baru dari pelaku bisnis. Bahkan, ia melihat ada potensi UMKM untuk melesat di masa saat ini.
“Sejalan dengan peraturan pemerintah, fokus kita adalah mendorong usaha mikro biar jadi usaha kecil, dan naik (kelas) ke menengah. Dengan melakukan percepatan pemberdayaan UMKM ke generasi muda di indonesia,” katanya.
“Diawal tahun 2021, baik entrepreneur maupun masyarakat, banyak yang bersiap lari kencang, meski kita tengah mengalami gejolak pandemi,” katanya dalam konferensi pers, Senin (26/7/2021).
Terpisah, Menteri Koperasi dan UKM, Teten masduki mengatakan pihaknya siap menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam memajukan UMKM Indonesia.
“Kementerian KUKM lakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi dll, sektor pangan, kerajinan, dan lainnya untuk menyediakan produk UMKM,” katanya.
Saat ini, kata dia, mengacu indeks rasio kewirausahaan di Indonesia masih tertinggal dari Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Guna mendorong hal tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah mengadakan pengembangan melalui pelatihan, digital marketing, kemitraan dan pendampingan, hingga adanya platform UKM Center sebagai layanan konsultasi terpadu.
“Selamat berkompetisi, dan manfaatkan ajang ini (DSC 12) untuk sebaik-baiknya. Ini sebagai upaya UMKM menjadi raja di negeri sendiri dan bisa bersaing di pasar global,” katanya.
Advertisement