Liputan6.com, Jakarta - Memberikan edukasi seks pada anak adalah bagian dari pendidikan penting tumbuh kembang si Kecil. Pengetahuan 'sensitif' itu baiknya diberikan secara bertahap sesuai usia anak.
Orangtua sebaiknya melakukan pendekatan dari hati ke hati saat memberikan edukasi seks agar anak memahami konteks seks secara utuh.
Advertisement
Terlebih di era digital saat ini, anak bisa mengakses informasi apapun yang mereka ingin tahu. Apabila orang yang lebih tua tidak membekalinya dengan informasi yang tepat, bisa berdampak buruk untuk masa depannya.
“Seksualitas adalah cara seseorang memandang dirinya sendiri, apa yang dirasakan, apa yang dipikirkannya, apa yang dipercayainya hingga bagaimana dia bersikap, dan berbudaya,” ujar Psikolog Elly Risman dalam sebuah kesempatan.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Regional Eropa menyebut bahwa edukasi seks bisa dimulai sejak anak berusia empat. Bisa dimulai dari hal mendasar dan paling sederhana seperti pengenalan nama-nama anggota tubuh.
Simak Video Berikut Ini
Tahapan Pengenalan Edukasi Seks Pada Anak
Usia 0-3
Anak mulai dikenalkan nama-nama anggota tubuh, perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan. Praktisi Pendidikan anak Kak Seto, menjelaskan, di fase ini anak mulai penasaran dengan bentuk tubuh dan organ intimnya. Nah, orangtua tidak perlu sungkan menyebut penis atau vagina.
Usia 4-5
Anak diajarkan nama-nama tubuh internal dan eksternal serta fungsinya.
Usia 6-8
Anak mulai dikenalkan tanda-tanda pubertas, mengajarkan pentingnya menjaga tubuh. Memberitahu mereka mana bagian tubuh yang harus ditutup dan tidak boleh dibuka oleh siapa pun kecuali dia dan ibunya.
Usia 9-12
Memberikan pemahaman tentang menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki.
Usia 13-18
Di usia ini mereka mulai mengenal lawan jenis. Orangtua perlu menjelaskan batasan keintiman dan risiko seks bebas.
Advertisement
Pendidikan Seks Bekal Anak Dalam Bersosialisasi
Berbekal edukasi yang tepat dan mendasar dapat membentuk tanggung jawab anak pada diri dan tubuhnya. Anak-anak akan menjadikan pendidikan sekssual dari orangtuanya sebagai bekal dalam bersosialisasi di masyarakat.
Hal ini juga dapat melindungi dan menghindarkan mereka dari tindakan kekerasan seksual yang mungkin dilakukan orang di sekitar termasuk di dalam lingkungan rumah.
Komunikasi dua arah antara anak dan orangtua pun mutlak diperlukan. Sikap keterbukaan yang ditunjukkan orang tua akan membuat anak-anaknya tidak segan untuk bertanya atau menceritakan apapun yang terjadi pada dirinya termasuk tentang seks itu sendiri.
Eksploitasi Seksual Anak
Advertisement