Liputan6.com, Jakarta Keluarga besar almarhum pengusaha Akidi Tio viral pasca membantu masyarakat Sumatera Selatan yang terdampak pandemi Covid-19. Tak tanggung-tanggung, bantuan yang diberikan keluarga pengusaha asal Langsa, Nangroe Aceh Darussalam ini mencapai Rp 2 triliun.
Donasi fantastis ini viral setelah diunggah oleh akun Facebook Humas Polda Sumsel pada Senin (26/7/2021) kemarin.
Advertisement
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri mengatakan, Salah satu arah bantuan keluarga Akidi Tio terkait ketersediaan oksigen, obat, insentif bagi tenaga medis, dan penyediaan tempat isolasi bagi masyarakat umum.
Terpenting juga menambah laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR) yang kini hanya ada 15 unit dan total berkapasitas 2 ribu sampel per hari.
"Nanti kita koordinasikan dengan tim ahli agar bisa direalisasikan," ujar Eko, seperti dikutip Selasa (27/7/2021).
Jika dibandingkan dengan alokasi anggaran pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, donasi Rp 2 triliun keluarga Akidi Tio memang tak main-main. Bahkan, jumlah tersebut lebih besar dari alokasi pembagian 2 juta paket obat untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri (isoman) senilai Rp 1,17 triliun.
Angka bantuan Covid-19 tersebut juga masih lebih banyak dari anggaran untuk percepatan vaksinasi yang sebesar Rp 1,96 triliun yang dipersiapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Anggaran ini digelontorkan pasca Bendahara Negara gemas dengan realisasi pemerintah daerah untuk program vaksinasi yang tak berjalan baik.
"Sehingga mendengar keluhan TNI vaksinasi harus mengeluarkan dari anggarannya sendiri. Kita akan berikan dan anggaran di daerah akan ambil langsung sebelum kita transfer, namanya di intersect," jelas Sri Mulyani.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Setara Pembangunan Rumah Sakit
Selain itu, sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio ini juga hampir setara dengan dana pembangunan berbagai pusat rumah sakit darurat penanganan Covid-19, yang dikucurkan Sri Mulyani sekitar Rp 2,75 triliun.
"Asrama haji dikonversi jadi RS Darurat di Pondok Gede, Surabaya, Boyolali, Bandung, Yogyakarta, itu membutuhkan Rp 2,75 triliun untuk konversi mereka untuk melengkapinya," tuturnya
Advertisement