Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta pemerintah daerah (pemda) mengatur jumlah vaksin COVID-19 yang didistribusikan. Mengingat ketersediaan vaksin di sejumlah daerah kurang, bahkan ada yang mengalami kekosongan.
Adanya keterbatasan jumlah stok vaksin COVID-19, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa setiap pemerintah provinsi harus punya strategi tepat mengatur jumlah vaksin yang tersedia.
Advertisement
"Nah, ini menjadi penting untuk bagaimana provinsi melakukan strategi-strategi supaya mampu mengoptimalkan jumlah vaksin yang didistribusi nanti, termasuk juga (vaksinasi) kepada anak-anak," kata Nadia dalam dialog virtual belum lama ini.
Guna mencapai target vaksinasi terhadap sekitar 208 juta penduduk, dibutuhkan setidaknya 426 juta dosis vaksin COVID-19. Saat ini, jumlah yang telah berhasil diamankan adalah 130 juta dosis.
"Jadi, artinya memang, kan, kita tahu jumlah vaksin COVID-19 yang ada ini tidak bisa mencukupi sesuai target seluruhnya," ujarnya.
"Kalau kita berbicara target untuk vaksinasi, kurang lebih 426 juta dosis, yang saat ini kita baru miliki 130 juta dosis. Artinya, kurang lebih baru 30 persen dari total sasaran di sebuah provinsi itu bisa terpenuhi," Nadia melanjutkan.
Sementara itu, pembaruan data stok vaksin COVID-19 hingga 22 Juli 2021, Indonesia sudah mengamankan 151.907.880 vaksin dengan jumlah vaksin jadi sebanyak 127.907.600 dosis.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
50 Persen Distribusi Vaksin COVID-19 ke Jawa-Bali
Perihal pelaksanaan vaksinasi, salah satunya vaksinasi anak dan remaja, vaksin COVID-19 sudah didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia. Namun, prioritas jumlah vaksin berada di Jawa dan Bali.
"Sudah kami distribusi ke semua provinsi di 34 provinsi. Tapi memang, kalau kita lihat sekarang ini kan, Jawa dan Bali dalam dua minggu belakangan laju kasusnya cukup tinggi, sehingga distribusi vaksin 50 persen berada di Jawa Bali," tambah Siti Nadia Tarmizi.
"Sisanya itu, kami bagi secara rata ke provinsi-provinsi lainnya. Dan ini sudah termasuk juga alokasi untuk (vaksinasi) usia anak dan remaja tadi."
Pada konferensi pers, Senin (26/7/2021), Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, pengiriman vaksin COVID-19 lebih banyak ditujukan ke provinsi dengan kasus aktif COVID-19 tinggi.
"Kita memberikan prioritas vaksinasi ini berbasis risiko. Maksudnya, provinsi-provinsi yang kasus aktifnya tinggi akan kita berikan lebih banyak (vaksin COVID-19)," ujar Budi Gunadi di Istana Kepresidenan Jakarta.
"(Provinsi) yang (kasus aktif) tinggi ya Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur (Surabaya) dan Bali." (Selengkapnya: Menkes Budi: Stok Vaksin COVID-19 Masih Ada di Provinsi dan Ibu Kota)
Advertisement