Selamat dari Perang Dunia II, Veteran Perang Berusia 102 Tahun Kini Menang Lawan COVID-19

Musuh dari Nikolai Bagayev yang terakhir bukanlah pasukan Jerman yang menyerang Uni Soviet tetapi COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Jul 2021, 14:56 WIB
Ilustrasi lansia

Liputan6.com, Moskow - Veteran Perang Dunia II asal Rusia, Nikolai Bagayev berhasil menghindari kematian sebanyak dua kali. Namun kali ini, musuhnya bukanlah pasukan Jerman yang menyerang Uni Soviet, melainkan COVID-19.

Dikutip dari laman NDTV, Selasa (27/7/2021), Bagayev (102) mengalami kerusakan paru-paru 80 persen ketika dia dirawat di rumah sakit di kota Korolyov dekat Moskow karena COVID-19. Setelah menghabiskan lebih dari sebulan di rumah sakit, termasuk seminggu dalam perawatan intensif, Bagayev dipulangkan pada Kamis 22 Juli malam.

"Terakhir kali saya menghadapi kematian adalah pada tahun 1941. Saat itu, paru-paru kanan saya terluka selama pertempuran untuk Moskow. Tapi saya agak muda saat itu dan berhasil pulih dengan segera," katanya.

"Kali ini, saya sebagian besar didukung oleh dokter meskipun beberapa kali saya berada di ambang kehilangan harapan dan keberanian. Saya sangat berterima kasih kepada mereka semua."

Bagayev adalah salah satu kelompok veteran yang dihormati di Rusia untuk perannya dalam mengalahkan Nazi Jerman. Pada Mei 2021, ia mengambil bagian dalam parade kemenangan tahunan di Square Parade bersama Presiden Vladimir Putin.

"Itu sulit, tetapi saya bisa melihat para dokter berjuang, dan saya membantu mereka," kata Bagayev, yang mengenakan seragam militer berhiaskan medali ketika keluar dari rumah sakit.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perjalanan Hidup Nikolai Bagayev

(Foto: The British Library) Ilustrasi Perang Dunia I

Bagayev hidup melalui banyak bab penuh gejolak dan dua kali terluka selama perang, sekali parah sekali biasa.

"Dia adalah seorang prajurit sejati, dia terus mengingat luka perang dan kesulitannya di (Pertempuran) Moskow dan kenangan itu membantunya selama berada di rumah sakit," kata dokter Bagayev, Valentina Rakitskaya.

Setelah perang, Bagayev bekerja di republik Soviet Kazakhstan di mana ia membantu membangun kosmodrom Baikonur yang mengirim manusia pertama ke luar angkasa, Yuri Gagarin, pada tahun 1961.

Bagayev mengatakan teknik pernapasan yang dia pelajari dari kosmonot Soviet membantunya pulih dari COVID-19.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya