Liputan6.com, Wellington - Seekor bayi orca atau paus pembunuh bernama Toa, ditemukan mati terdampar di pesisir pantai Selandia Baru.
Bayi paus itu dinyatakan telah mati setelah dirinya berusaha mencari keberadaan sang induk. Malang, bayi orca tidak dapat bertahan hidup sendiri sebagai seorang anak yatim di lautan.
Advertisement
Melansir dari BBC News pada Selasa (27/07/2021). Bayi orca ditemukan di dekat ibu kota Wellington pada 10 hari yang lalu. Bayi paus itu diketahui berusia dua hingga enam bulan dengan panjangnya sekitar 2,5 meter (8 kaki).
Sebelumnya, ratusan orang secara sukarela membantu pencarian induk dari bayi paus itu. Saat itu pula, para warga memberikan nama "Toa" yang berasal dari Suku Maori - penduduk asli asal Polinesia yang tinggal di Selandia Baru. Toa berarti sebagai pejuang.
Bayi paus yang tersesat itu sempat ditemukan oleh dua remaja di kolam pasang surut - kolam air laut dangkal yang membentuk pesisir intertidal berbatu, di pantai Plimmerton, utara Wellington.
Mengetahui itu, konservasionis segera mengevakuasi ke kolam darurat. Kemudian, bayi paus diberikan makan melalui dot khusus setiap empat jam.
Armada pesawat dan pengamat darat menjelajahi ratusan mil garis pantai untuk mencari pod (luar kelompoknya) Toa dengan harapan ibunya dapat ditemukan.
Kondisi Semakin Memburuk
Sayangnya, Whale Rescue mengatakan bahwa kondisinya tiba-tiba memburuk pada hari Jumat (23/07/2021) silam. Para dokter pun berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan. Nahas, nyawa bayi paus orca tak tertolong.
"Kami harus melaporkan bahwa beberapa waktu lalu Toa telah mati dan kami merasa sangat kehilangannya," jelas Whale Rescue.
Padahal, organisasi tersebut berencana menyatukan kembali Toa dengan ibunya. Jika gagal ditemukan, sang bayi orca akan diadopsi oleh pod lain.
Manajer Spesies Laut di Departemen Konservasi, Ian Angus mengatakan bahwa tim medis Toa telah bersusah payah menyelamatkannya nyawanya.
"Kami menyadari bahwa semakin lama dia berada di penangkaran, jauh dari ibunya, semakin besar kemungkinan kesehatannya memburuk," jelas Angus.
"Toa berlalu dengan cepat, dikelilingi oleh cinta, dengan hari-hari terakhirnya dibuat senyaman mungkin," pungkasnya.
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement