Potret Haru Proses Kremasi dan Pelarungan Ibunda Ade Rai ke Laut

Proses kremasi hingga pelarungan abu mendiang ibunda Ade Rai, Selena Susanti, sarat akan nuansa adat Bali. Kremasi jenazah dilaksanakan di salah satu krematorium.

Ade Rai tampak ikut turun tangan mengangkat peti jenazah sang bunda ke tungku pembakaran bersama beberapa pria lain dengan tetap mengenakan masker sesuai protokol kesehatan.

Semasa hidupnya, mendiang dikenal sebagai sosok ibu, nenek, tante, sekaligus istri yang disayangi oleh seluruh anggota keluarganya, tak terkecuali Ade Rai sendiri.

Di hari kepergian Selena Susanti, sejumlah keluarga Ade Rai datang untuk melepas kepergian mendiang untuk terakhir kalinya melalui prosesi kremasi dan larung abu.

Melarung sendiri merupakan proses menghanyutkan abu di sungai atau laut yang memiliki makna sebagai penghanyut segala kekotoran yang masih tertinggal pada roh mendiang.

Melarung dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan penyucian, di mana laut merupakan tempat melebur atau mengembalikan ke unsur aslinya atau unsur yang seharusnya (kembali ke alam semesta).

Abu dan tulang mendiang dilarung ke laut pada malam hari sekitar pukul 19.00 WIB di hari yang sama. Prosesi pelarungan dilakukan dengan naik kapal di daerah Tanjung Priok

Seperti sebelumnya, Ade Rai juga terlibat langsung dalam proses pelarungan abu mendiang ibunda. Binaragawan berprestasi ini sendiri yang melarung abu dan tulang mendiang ke laut.

Meski duka atas kepergian Selena Susanti masih menyelimuti, kenangan indah bersama mendiang tetap hidup di hati Ade Rai dan keluarga.

Selamat jalan ibunda Ade Rai, semoga mendiang mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi kekuatan serta ketabahan.