Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, yakin jika pengusaha atau pengelola mal masih punya prospek bisnis cerah di masa depan pasca pandemi Covid-19 usai.
Alphon tak sepakat dengan anggapan bisnis online akan mematikan pengusaha mal. Sebab secara hakikat keduanya punya perbedaan mendasar, dimana mal bisa menawarkan interaksi fisik langsung yang tak bisa difasilitasi online.
Advertisement
"Selain marketnya juga, tapi secara fundamental pusat perbelanjaan tetap akan diminati oleh para pengunjung. Karena manusia sebagai konsumennya itu adalah makhluk sosial, punya naluri untuk berinteraksi secara langsung dengan sesamanya," ungkapnya dalam sesi webinar, Selasa (27/7/2021).
Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM saat ini dinilainya telah memaksa manusia untuk menekan instingnya sebagai makhluk sosial. Alhasil online jadi satu-satunya wadah untuk bisa berinteraksi satu sama lain di tempat terpisah.
"Ini enggak bener sebetulnya buat kehidupan manusia. Jadi manusia membutuhkan interaksi secara langsung, dimana di pusat perbelanjaan salah satunya," ujar Alphon.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harus Bersabar
Oleh karenanya, ia berpandangan jika bisnis mal ke depannya masih memiliki prospek yang jelas. Hanya saja, Alphon meminta seluruh pengusaha mal untuk bersabar di tengah pengetatan sosial saat ini. Sehingga pengusaha mal nanti bisa bertahan sampai kondisi sudah benar-benar pulih.
"Jadi menurut saya pusat perbelanjaan masih tetep akan diperlukan. Mau ketemu sama pacar, ketemu sama kolega, sama temen bisnis dimana? Ya pasti di pusat perbelanjaan. Enggak mungkin di rumah sakit ketemunya," tuturnya.
Advertisement