Liputan6.com, Palembang - Kucuran bantuan dana segar sebesar Rp 2 triliun dari keluarga mendiang Akidi Tio, secara simbolis sudah diserahkan ke Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, pada hari Senin (26/7/2021) lalu.
Prof Hardi Darmawan yang merupakan dokter pribadi keluarga mendiang Akidi Tio, yang ditunjuk keluarga dermawan tersebut, untuk menyerahkan secara simbolis bantuan penanganan Covid-19 dan warga terdampak Covid-19 di Sumsel.
Dalam wawancara via virtual ke para awak media di Palembang, Prof Hardi Darmawan mengakui, memang ada hubungan akrab antara Kapolda Sumsel dan keluarga mendiang Akidi Tio.
Baca Juga
Advertisement
Terlebih Kapolda Sumsel pernah bertugas di Aceh, dan keakraban terjalin baik dengan Akidi Tio dan putra sulung Akidi Tio semasa hidupnya. Dia menceritakan, pada hari Sabtu (24/7/2021), anak bungsu mendiang Akidi Tio menghubunginya.
"Saya ditelepon anak bungsu dari Akidi Tio. Mereka mau bantu masyarakat, dalam keadaan pandemi Covid19," katanya, Selasa (27/7/2021).
Salah satu alasan keluarga mendiang Akidi Tio tergerak untuk membantu, karena mereka sedih setelah mendengar teman-temannya meninggal dunia karena Covid-19.
Terlebih di saat wabah Covid-19 merajalela, pasien Covid-19 kesulitan mencari rumah sakit, tenaga kesehatan (nakes) yang kelelahan karena membludaknya pasien Covid-19 dan dampak lainnya dari wabah Covid-19.
Anak bungsu mendiang Akidi Tio pun, langsung menyebut jumlah uang yang akan disumbangkan, yaitu sebanyak Rp 2 triliun.
"Saya pun terkejut. Belum pernah saya mendengar jumlah sumbangan sebanyak itu. Saya tanya, untuk siapa. Katanya, untuk masyarakat Palembang dan Sumsel,” ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kapolda Sumsel
Keluarga mendiang Akidi Tio, ingin dana tersebut diserahkan ke Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. Karena adanya keakraban yang terjalin, baik secara pribadi maupun hubungan akrab dengan orangtuanya.
Dana tersebut juga akan segera ditransfer ke Kapolda Sumsel. Namun untuk teknisnya, akan ada tim khusus yang akan memprosesnya.
“Nanti ada tim khusus untuk transfer (bantuan Rp 2 triliun. Ya (mungkin rekening khusus). Tidak ke rekening pribadi Kapolda Sumsel,” katanya.
Awalnya, keluarga mendiang Akidi Tio tidak ingin aksi sosialnya dipublikasi ke khalayak umum. Namun dia memastikan, dengan jumlah yang fantastis tersebut, harus diketahui banyak orang.
Agar lebih transparan dan disaksikan oleh banyak orang. Makanya dalam penyerahan tersebut, dipanggil juga tokoh agama dan tokoh adat, yang menjadi saksi penyerahan secara simbolis.
“Harus transparan. Itu kan amanah dari bapaknya (Akidi Tio). Jadi harus fatonah dan siddiq. Itu memang berat,” ujarnya.
Advertisement
Amanah Orang Tua
Dia juga membeberkan, alasan keluarga mendiang Akidi Tio menyumbangkan dana segar, bukan fasilitas kesehatan.
Menurutnya, karena anak-anak mendiang Akidi Tio mempunyai kesibukan yang padat, dan menjadi pengusaha sukses, akhirnya mereka tidak sempat untuk menyiapkan kebutuhan yang diperlukan.
“Saya sudah bilang, kita (Sumsel) lebih senang dalam bentuk in natural. Tapi mereka pengusaha sibuk, mau cepat beres saja, tidak mau pusing. Makanya diserahkan uang tunai,” katanya.
Jumlah Rp 2 triliun tersebut, lanjut Prof Hardi, berasal dari sumbangan seluruh anak-anak mendiang Akidi Tio.
Hal tersebut dilakukan anak-anak mendiang Akidi Tio, untuk menjalankan amanah orangtuanya semasa hidup. Yaitu, jika sudah sukses, harus berbagi rezeki ke warga kurang mampu dan miskin.
“Itu (amanah) yang dipakai oleh anak-anaknya. Sama juga dengan bersedekah. Mereka memang tidak pernah mau di-publish dan memang low profile,” ujarnya.