Laju IHSG Fluktuaktif, Saham BOLA Masih Lanjutkan Penguatan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada perdagangan Rabu, 28 Juli 2021. Hal ini seiring bursa saham global yang tertekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jul 2021, 11:38 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada perdagangan Rabu pagi (28/7/2021). IHSG sempat berada di zona merah kemudian berbalik arah ke zona hijau tetapi naik terbatas dan investor asing melakukan pembelian saham.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,04 persen ke posisi 6.094,54. IHSG berbalik arah ke zona hijau. IHSG menguat 0,21 persen ke posisi 6.109. Indeks LQ45 turun 0,20 persen ke posisi 836,48. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.116,50 dan terendah 6.094,54. Sebanyak 223 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 150 saham melemah dan 170 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 145.814 kali dengan volume perdagangan 2 miliar saham. Nilai transaksi perdagangan Rp 1,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 15,19 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.480.

Sebagian besar sektor saham menguat. Indeks sektoral IDXinfrastruktur susut 0,90 persen dan IDXtransportasi melemah 0,29 persen. Indeks sektoral saham IDXtechno menguat 0,48 persen dan IDXproperti naik 0,46 persen dan IDXsiklikal menguat 0,41 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Top Gainers dan Losers

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BOLA naik 25 persen

-Saham LPIN naik 24,53 persen

-Saham DIVA naik 21,49 persen

-Saham GSMF naik 21,26 persen

-Saham KREN naik 20,39 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham JECC turun 6,99 persen

-Saham GLOB turun 6,84 persen

-Saham INRU turun 6,67 persen

-Saham GHON turun 6,67 persen

-Saham PDES turun 6,52 persen


Aksi Investor Asing

Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham LPPF senilai Rp 14,6 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 7 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 6,4 miliar

-Saham MIKA senilai Rp 2,6 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 1,6 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 19 miliar

-Saham BFIN senilai Rp 12 miliar

-Saham TOWR senilai Rp 8,3 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 5,4 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 4,1 miliar


Bursa Saham Asia

Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bursa saham Asia melemah. Sementara itu, indeks Hang Seng naik 0,68 persen dan indeks Korea Selatan Kospi naik 0,01 persen. Sedangkan Indeks Jepang Nikkei melemah 1,1 persen, indeks Shanghai merosot 0,33 persen, indeks Singapura turun 0,16 persen dan indeks Taiwan merosot 2,03 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management, bursa saham Amerika Serikat atau wall street turun meski kinerja perusahaan teknologi mengalahkan harapan kinerja.

Apple, Microsoft dan Alphabet mencatatkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. IMF menyatakan pada Selasa, 27 Juli 2021, akses terbatas ke vaksin Covid mengancam pemulihan pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Meskipun mempertahankan pertumbuhan 6 persen dalam ekonomi global, telah menurunkan 0,4 persen untuk negara berkembang menjadi 6,3 persen sementara meningkatkan proyeksi untuk DM sebesar 0,5 persen menjadi 5,6 persen dengan peningkatan di AS, Inggris, Kanada, dan Italia.

Selain itu, IMF juga memperingatkan, ada risiko inflasi yang terus-menerus, bukan sementara, dan ini mungkin berarti bahwa bank sentral mungkin perlu menaikkan suku bunga mereka lebih awal dari yang diharapkan.

Namun demikian, pasar obligasi tampaknya tidak setuju dengan pandangan ini karena suku bunga riil negatif mencapai rekor tertinggi. Ini mungkin berarti investor mengharapkan pergerakan dari asumsi reflasi ke kemungkinan sedikit ketakutan stagflasi.

Pedagang obligasi mengurangi ekspektasi mereka tentang seberapa cepat Fed dapat menaikkan suku bunga di belakang prospek ekonomi yang lebih tidak pasti karena penyebaran varian Delta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya