Liputan6.com, Jakarta Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) melaporkan beberapa kegiatan dan pencapaian Program ACTION (Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19).
Kegiatan dan pencapaian CISDI selama 9 bulan terakhir, 3 di antaranya adalah:
Advertisement
Pemetaan Kebutuhan
CISDI melaksanakan pemetaan kebutuhan pada 7-14 Desember 2020 untuk mempelajari secara cepat gambaran dan kondisi penanganan wabah di tengah masyarakat.
Beberapa kebutuhan yang muncul dan perlu dipenuhi selama pandemi meliputi ketersediaan layanan kesehatan esensial, dukungan bagi kelompok difabel, pelacakan kasus, hingga media komunikasi.
Simak Video Berikut Ini:
Pelatihan Tenaga Kesehatan
CISDI memberikan pelatihan kepada 327 tenaga kesehatan dan 328 anggota Satgas COVID-19 di 15 kecamatan di lima wilayah intervensi Program ACTION.
Pelatihan ini berkolaborasi dengan konsultan kesehatan masyarakat. Dalam pelatihan ini CISDI bersama Puskesmas dan Satgas COVID-19 di tingkat desa dan kecamatan merumuskan kembali alur koordinasi.
Alur tersebut mencakup deteksi dini, penelusuran kontak erat, dan isolasi mandiri untuk memperkuat kerja Satgas COVID-19.
Satgas sendiri sudah ada di masing-masing kecamatan intervensi Program ACTION. Yakni di Kota Yogyakarta, Kota Administratif Jakarta Timur, Kota Makassar, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Lombok Timur.
Advertisement
Pengumpulan Data
CISDI memberikan pelatihan kepada 137 relawan di 30 desa/kelurahan untuk mengumpulkan data kelompok rentan dan memetakan kebutuhan kelompok berisiko tinggi. Utamanya kebutuhan dalam akses ke pelayanan kesehatan esensial.
CISDI mendiseminasikan hasil pengumpulan data kepada pemangku kepentingan serta mengadvokasi dukungan yang dibutuhkan oleh kelompok berisiko tinggi di masa pandemi.
Berdasarkan data ini, CISDI juga memberikan bantuan dana stimulan berupa pengganti transportasi kepada kelompok rentan yang terdata membutuhkan pelayanan kesehatan esensial.
Harapan CISDI
Direktur Program CISDI, Egi Abdul Wahid menyampaikan, selama sembilan bulan, implementasi program penguatan upaya tanggap COVID-19 menghadapi berbagai situasi dan dinamika.
Hal ini diakibatkan penanganan pandemi yang kerap berubah sesuai dengan perkembangan ilmiah dan kebijakan pemerintah. Namun, Egi meyakini kolaborasi anggota Konsorsium Program ACTION adalah modal terbesar Program ACTION dalam menciptakan dampak bagi warga yang terdampak COVID-19.
“Kami berharap masyarakat dapat menuai buah dari kerja keras, kolaborasi dan komitmen yang kami tanam sejak tahun lalu agar muncul ketangguhan dan respon pandemi yang lebih baik secara organik di akar rumput,” kata Egi mengutip siaran pers CISDI, Rabu (28/7/2021).
Advertisement