Liputan6.com, Tokyo - Sempat mengalami cedera, pesenam Rusia Artur Dalaloyan sukses meraih medali emas cabang olahraga senam artistik serba bisa beregu putra Olimpiade Tokyo 2020. Seperti dilansir SportBible, tendon achilles atlet berusia 25 tahun itu robek saat berlatih untuk kejuaraan Eropa pada April lalu.
Tendon achilles merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan tulang tumit dan otot betis. Otot tersebut memiliki peran penting dalam aktivitas berjalan, berlari, hingga melompat. Tidak heran jika tendon ini menjadi sangat krusial bagi seorang atlet.
Advertisement
Akibat cedera yang dialami, tak sedikit orang menyangsikan kemampuan Dalaloyan untuk ikut serta di Olimpiade Tokyo. Pasalnya, dikutip dari Insider, proses penyembuhan cedera demikian membutuhkan waktu setidaknya enam hingga delapan minggu.
Periode itu belum termasuk waktu tambahan yang dibutuhkan agar otot dapat kembali ke kekuatan normal. Akan tetapi, setelah menjalani operasi, Dalaloyan secara mengejutkan justru sukses tampil di Olimpiade serta menyabet medali emas.
Pada hari-hari menjelang pertandingan, Dalaloyan mengaku sempat meragukan dirinya dapat menyelesaikan laga di Olimpiade. Akan tetapi, setelah bertemu tim dan pelatih, ia memperoleh kekuatan untuk tetap bertanding.
"Saya (awalnya) tidak berencana untuk bertanding. Kemudian, saya melakukan pertemuan bersama tim dan pelatih saya. Saya merasakan kekuatan untuk bersaing dan (akhirnya) memutuskan untuk bertanding," kata Dalaloyan.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini
Berperan Penting
Dalaloyan tercatat sukses memainkan peran penting bagi timnya di babak final pada Senin (26/7/2021) lalu. Ia tampil luar biasa hingga mengalahkan tuan rumah Jepang serta China dengan total poin 262.500.
Terpaut cukup dekat, Jepang keluar sebagai peraih medali perak dengan poin 262.397. sementara China harus puas dengan perunggu usai memperoleh 261.894 poin.
Usai melakukan comeback dalam Olimpiade kali ini, Dalaloyan tampak emosional. Pasalnya, cedera yang ia alami berpotensi merenggut kans untuk berpartisipasi dalam Olimpiade–salah satu peristiwa paling bersejarah dalam hidupnya.
Meski demikian, ia berhasil mengembalikan peluang tersebut dan berdiri di podium teratas cabang olahraganya. "Setelah cedera seperti ini, saya lebih menghargai pekerjaan yang saya lakukan. Sekarang saya tahu bahwa pekerjaan itu tidak sia-sia. Medali ini benar-benar tak ternilai harganya," ujar Dalaloyan.
Advertisement
Pengalaman Emosional
Di sisi lain, Dalaloyan juga engakui bahwa menjadi bagian dari tim Olimpiade Tokyo memang merupakan pengalaman emosional baginya.
"Saya tidak bisa mengendalikan emosi saya. Saya bangga bisa melakukannya (berlaga di Olimpiade)," ujar Dalaloyan setelah dipastikan berhasil merebut tiket menuju babak final pada Sabtu lalu, seperti dikutip dari Insider.
Meski demikian, Dalaloyan menyebut ada sedikit rasa kecewa dalam dirinya karena belum bisa melakukan semua latihan dengan sempurna.
Penulis: Melinda Indrasari