Kasus COVID-19 Naik, Sydney Perpanjang Lagi Lockdown 1 Bulan hingga September 2021

Sydney, kota terbesar di Australia itu, lockdown dan berada di bawah perintah tinggal di rumah sejak akhir Juni karena wabah COVID-19 varian Delta.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Jul 2021, 09:54 WIB
Area perbelanjaan yang biasanya sibuk di Sydney hampir kosong dari orang, Rabu (7/7/2021). Lockdown covid-19 selama dua pekan di Sydney telah diperpanjang seminggu lagi karena kerentanan populasi Australia yang sebagian besar belum divaksinasi, kata para pejabat. (AP Photo/Rick Rycroft)

Liputan6.com, Sydney - Lockdown Sydney diperpanjang satu bulan lagi. Upaya tersebut dilakukan karena kasus Virus Corona COVID-19 terus meningkat.

Laporan BBC yang dikutip Rabu (28/7/2021) menyebut bahwa kota terbesar di Australia itu berada di bawah perintah tinggal di rumah sejak akhir Juni karena wabah COVID-19 varian Delta.

Lebih dari 2.500 orang telah terinfeksi dalam wabah terburuk di Sydney tahun ini.

New South Wales, di mana Sydney adalah ibu kotanya, melaporkan 177 kasus baru pada Rabu, terbesar dalam sehari sejak Maret 2020.

Premier Gladys Berejiklian mengatakan tidak mungkin bagi kota itu untuk keluar dari lockdown pada Jumat, 30 Juli seperti yang telah direncanakan. Dia mengumumkan pembatasan lebih lanjut pada pergerakan, termasuk batas 10 km (6,5 mil) untuk belanja kebutuhan penting.

Victoria dan Australia Selatan keduanya mengakhiri lockdown pada Rabu 28 Juli, setelah menahan laju wabah COVID-19 yang kasusnya lebih kecil.

Lima juta penduduk Sydney telah menikmati gaya hidup yang cukup normal tahun ini hingga wabah COVID-19 muncul lagi.

Meski demikian, kasus COVID-19 Australia relatif rendah dengan menutup perbatasannya dan memerintahkan karantina hotel untuk kedatangan.

Pemerintah negara bagian juga menerapkan lockdown cepat untuk kota-kotanya demi mengekang wabah COVID-19, serta menggunakan pelacakan kontak yang agresif.

Ada lebih dari selusin karantina wilayah (lockdown) cepat dalam setahun terakhir. Akan tetapi, para ahli memperingatkan bahwa pembatasan di Sydney dapat berlangsung hingga September atau bahkan lebih lambat.

Pihak berwenang mengatakan mereka tidak dapat membuka kembali sampai tingkat transmisi kembali mendekati nol.

Setidaknya satu dari tiga kasus dari minggu lalu telah menular di masyarakat. Mungkin dari melakukan pekerjaan sektor esensial dan berbelanja bahan makanan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kritik Lockdown di Australia

Seorang pejabat keamanan berdiri di depan Harbour Bridge, Sydney, Australia, Selasa (13/7/2021). Lima juta penduduk Sydney akan berada dalam lockdown COVID-19 untuk dua minggu lagi. (Brendon THORNE/AFP)

Lockdown yang sangat dijaga ketat telah memicu ketidakpuasan di antara beberapa komunitas.

Beberapa ribu orang menggelar protes "kebebasan" di Sydney, Melbourne dan kota-kota lain pada akhir pekan. Aksi ini juga menyoroti program vaksin yang dimulai pada bulan Februari.

Sejauh ini hanya 16% dari populasi orang dewasa Australia yang divaksinasi.

Kritikus menyalahkan tingkat rendah vaksinasi COVID-19 pada kegagalan pemerintah federal untuk mengamankan lebih banyak pasokan vaksin Pfizer. Mereka juga mengaitkannya dengan kepercayaan pada vaksin AstraZeneca yang dirusak oleh pesan beragam tentang risiko pembekuan darah yang langka.

Regulator nasional baru-baru ini memperbarui panduannya untuk mendesak penduduk Sydney mendapatkan suntikan AstraZeneca, yang pasokannya besar di Australia.

Perdana Menteri Scott Morrison meminta maaf atas penanganan pemerintahnya terhadap peluncuran minggu lalu, setelah berbulan-bulan dikritik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya