Langkah Kementerian Kominfo Investigasi Dugaan Kebocoran Data Nasabah BRI Life

Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah cepat terkait adanya dugaan kebocoran data nasabah BRI Life.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 28 Jul 2021, 12:32 WIB
Juru Bicara Kemkominfo Dedy Permadi (Foto: Kemkominfo).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) mengatakan pihaknya sudah menerima informasi mengenai dugaan kebocoran data nasabah BRI Life.

Terkait adanya dugaan kebocoran data tersebut, Kementerian Kominfo saat ini sudah melakukan langkah cepat sesuai aturan perundangan yang berlaku.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, ada beberapa langkah yang sudah dilakukan pihaknya saat ini. Salah satunya adalah melakukan investigasi internal.

"Sejak Selasa, 27 Juli 2021 sampai dengan saat ini, Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika melakukan investigasi internal untuk melakukan pendalaman terhadap sampling data pribadi yang diduga bocor," tutur Dedy dalam keterangan yang diterima, Rabu (28/7/2021).

Selain itu, Dedy menuturkan, Kementerian Kominfo telah melakukan panggilan terhadap Direksi BRI Life. Pemanggilan yang dilakukan pada hari ini, 28 Juli 2021, disebut sebagai bagian dari proses investigasi.

Adapun hingga saat ini, menurut Dedy, investigasi juga masih terus berjalan, sehingga hasilnya belum dapat disimpulkan.

Sebagai informasi, sebanyak 2 juta data nasabah BRI Life diduga bocor dan dijual pelaku peretasan di forum hacker. Informasi soal kebocoran data ini diungkap oleh akun Twitter Under The Breach.


Informasi Soal Kebocoran Data Nasabah BRI Life

Asuransi BRI Life.

Dugaan kebocoran data nasabah BRI Life ini ditunjukkan oleh akun Under The Breach lewat empat tangkapan layar berisi informasi apa saja yang ditawarkan peretas.

"Pelaku kejahatan menjual data sensitif dari BRI Life, cabang asuransi Bank Rakyat Indonesia," tulis @underthebreach.

Lebih lanjut dia menuturkan, para peretas itu mendapatkan data sebesar 250GB yang ditawarkan mencakup informasi 2 juta nama nasabah, 463 ribu dokumen, dan menjualnya seharga Rp 101 juta.

Sementara data yang dicuri ini disebut berisikan informasi KTP, NPWP, KK, foto buku tabungan, sertifikat lahir, surat kesehatan, dan sejumlah informasi lain.


Cara Hacker Curi Data Nasabah BRI Life

Lebih lanjut, akun Twitter Hudson Rock (@Hrock) mengidentifikasi bagaimana cara hacker mampu mencuri data para nasabah BRI Life tersebut.

Mereka menyebutkan, hacker mampu mencuri data tersebut dengan cara menyusup ke sejumlah komputer karyawan BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia.

"Kami saat ini sedang periksa dengan tim dan akan menyediakan update soal hasil investigasi," kata CEO BRI Life, Iwan Pasila, kepada Reuters Selasa (27/7/2021).

(Dam/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya