Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin menargetkan, total aset Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa mencapai Rp330 triliun di 2023.
Adapun total aset Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah yang merger menjadi Bank Syariah Indonesia baru sebesar Rp240 triliun sampai akhir Desember 2020.
Advertisement
"Diperkirakan pada 2023 nanti asetnya menjadi Rp330 triliun sehingga mampu bersaing di tingkat global," kata Wapres Ma'ruf dalam Acara Konferensi Ekonomi, Bisnis dan Keuangan Islam Nusantara, di UNISNU Jepara Tahun 2021 - Lembaga Pendidikan Tinggi NU, Rabu (28/7).
Dia juga ingin ke depan, Bank Syariah Indonesia tidak hanya menjangkau usaha menengah dan besar saja. Tetapi juga menyasar usaha kecil, mikro dan ultramikro.
Sebelumnya, Ketua PMO Merger Bank Syariah Milik BUMN, Hery Gunardi mencatat total aset Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah yang merger menjadi Bank Syariah Indonesia tercatat sebesar Rp240 triliun sampai akhir Desember 2020. Ketiga bank yang bakal berganti nama menjadi Bank Syariah Indonesia ini menempati urutan ke-7 secara nasional dalam jumlah kepemilikan aset.
"Bank Syariah Indonesia ini per Desember total asetnya Rp 240triliun. Bank ini masuk posisi lumayan, ranking 7 di tingkat nasional," kata dia dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1).
Ketiga bank syariah BUMN tersebut memiliki 14,9 juta nasabah. Modal inti Bank Syariah Indonesia ini sebesar Rp20,4 triliun.
Hery mengatakan dari modal inti yang dimiliki saat ini, BSI berada di kategori bank buku III. Dengan jumlah modal inti tersebut, Hery optimis pada tahun 2020 Bank Syariah Indonesia akan masuk dalam daftar bank buku IV. "Kami perkirakan tahun 2022 ini bisa dicapai," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jadi Pemain Global
Selain itu, dalam kurun waktu 3-4 tahun ke depan, dia memprediksi BSI bisa menjadi pemain global dan pemain utama di industri perbankan syariah dunia.
Visi ini bisa terwujud dengan pelayanan yang akan fokus di segmen UMKM, ritel, konsumer.Tak ketinggalan dipadu dengan kemampuan mengelola nasabah wholesale yang baik.
"BSI setelah merger akan tumbuh sehat dengan backbone UMKM, ritel dan lain-lain. Lalu bekerja sama juga dengan investment banking yang bisa bersaing di global," kata dia mengakhiri.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement