Liputan6.com, Jakarta Perusahaan yang bergerak di industri video game, Activision Blizzard, tengah dilanda isu pelecehan seksual. Hal ini membuat para karyawan memutuskan walk out pada Rabu, pukul 10 pagi waktu setempat.
"Kami percaya bahwa nilai-nilai kami sebagai karyawan tidak secara akurat tercermin dalam kata-kata dan tindakan kepemimpinan kami," kata penyelenggara aksi itu, seperti dilansir dari The Verge, Kamis (29/7/2021).
Advertisement
Mereka rencananya akan berkumpul di luar gedung utama Blizzard di Irvine, California, Amerika Serikat
Aksi tersebut dilakukan usai muncul kabar bahwa negara bagian California menggugat studio dan publisher di balik game World of Warcraft itu atas pelecehan dan diskriminasi seksual pada wanita secara terus-menerus di tempat kerja.
Dilaporkan New York Post, gugatan tersebut juga menyinggung bahwa 80 persen karyawan Activison Blizzard adalah pria, sehingga membuat pekerja wanita tidak bisa berbicara tentang tindakan yang mereka terima.
Beberapa pelecehan seksual dan diskriminasi yang dilaporkan Department of Fair Employment and Housing (DFEH) California seperti membiarkan lelucon pemerkosaan, komentar kasar, hingga meraba-raba pekerja perempuan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Activison Blizzard Bantah Gugatan Tersebut
Wanita yang melaporkan pelecehan seksual diduga diberhentikan, dipindahkan ke tim lain secara sukarela, dan ditolak untuk bekerja di proyek yang mereka inginkan.
Dalam gugatan itu disebutkan juga bahwa salah satu pekerja meninggal bunuh diri usai foto telanjangnya beredar di lingkungan kantor.
Meski begitu, Activison Blizzard mengklaim bahwa gugatan tersebut penuh dengan "deskripsi yang terdistorsi, dan dalam banyak kasus yang salah, tentang masa lalu Blizzard."
"Kami sangat kooperatif dengan DFEH selama penyelidikan, termasuk memberi mereka data yang luas dan dokumentasi yang cukup, tapi mereka menolak untuk memberi tahu kami masalah apa yang mereka rasakan."
Mereka juga menolak tudingan budaya kerja yang buruk membuat karyawan mereka meninggal bunuh diri selama perjalanan bisnis "karena adanya hubungan seksual yang dilakukannya dengan seorang atasan prianya."
Advertisement
Empat Tuntutan Karyawan
Lebih dari 2.600 karyawan telah menandatangani surat yang mengecam respons perusahaan. Mereka mengajukan empat tuntutan sebagai bagian dari aksi mogok ini.
Yang pertama adalah pengakhirkan klausul arbitrase paksa di semua kontrak karyawan. Kedua, proses perekrutan dan promosi baru untuk meningkatkan perwakilan di seluruh perusahaan.
Menurut mereka, "praktik saat ini menyebabkan wanita, khususnya dengan kulit berwarna dan wanita transgender, non-biner, dan kelompok terpinggirkan lain yang rentan terhadap diskriminasi gender tidak dipekerjakan secara adil untuk peran baru dibandingkan dengan pria."
Ketiga, mereka meminta publikasi data gaji dan promosi untuk karyawan dari semua jenis kelamin dan etnis di perusahaan.
Terakhir, para pekerja meminta gugus tugas keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, untuk mempekerjakan organisasi pihak ketiga untuk mengaudit staf eksekutif.
"Sangat penting untuk mengidentifikasi bagaimana sistem saat ini gagal mencegah pelecehan karyawan, dan mengusulkan solusi baru untuk mengatasi masalah ini," kata mereka.
Sementara, bagi pekerja yang tidak bisa menghadiri aksi mogok itu, mereka diminta untuk menggunakan tagar ActiBlizzWalkout, untuk memberikan dukungannya secara daring.
(Dio/Isk)
Infografis Dampak Game Online
Advertisement