Liputan6.com, Surabaya - Pengelola Djombang Caffe di Jombang, memilih mengibarkan bendera putih sebagai bentuk protes dan kekecewaan terhadap pemerintah yang memperpanjang PPKM.
Manager Djombang Cafe Mochammad Ilham mengatakan, bendera putih sebagai tanda pengusaha, pedagang dan seluruh pelaku sektor ekonomi menyerah pada situasi Covid 19 dan pemberlakuan PPKM. Kebutuhan ekonomi mendesak, ditambah berlakunya PPKM dengan jadwal buka dibatasi membuat pemasukan menurun.
Advertisement
"Kini omzet per hari hanya mencapai 150 ribu dari Rp 8 hingga 13 juta pe rharinya. Terus kita mau makan apa? Mau bayar karyawan pakai apa?" katanya, dikutip dari TimesIndonesia, Rabu (28/7/2021).
Menurutnya, kebijakan PPKM sangat tidak tepat, selain mematikan ekonomi kecil juga akan berdampak sosial lain.
"Maka jangan salahkan pengusaha jika ada PHK karyawan dan menambah pengangguran. Ini bisa berdampak pada kriminalitas, orang-orang akan nekat mencari uang dengan segala hal termasuk kejahatan," jelasnya.
Lelaki yang akrab disapa Moi ini berharap Pemkab Jombang khususnya, mau mendengar keluh kesah para PKL, pengusaha, pelaku UMKM serta orang-orang kecil yang merintis usaha.
"Ada beberapa hal yang ingin disampaikan ke pemerintah. Khususnya Pemkab Jombang selaku pemegang kebijakan otonomi daerah," tegasnya.
Moi berharap, Pemkab Jombang dapat memberi intensif gaji pengganti selama pemberlakuan PPKM level 4 ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Susah Balik Modal
Hal senada juga diungkapkan oleh Irfan Maulana, Onwer Kedai Kopi Paste, ia merasakan dampak yang sangat luar biasa akibat peraturan PPKM dengan omset penjualan kedainya.
"Omzet menurun drastis. Sekarang saya hanya memikirkan bagaimana kedai saya tetap bisa bertahan. Kalau keuntungan sudah tidak ada," kata pria yang akrab disapa Irfan ini.
Kedai yang terletak di Jalan Pahlawan No 83 Kepanjen Jombang ini juga sudah berinovasi dengan menerapkan sistem delivery order untuk menarik pelanggan agar kedainya tetap berjalan. Namun, hasilnya tidak bisa menutupi modal yang dikeluarkan.
"Wong biasanya pelanggan kesini itu mau diskusi, ngobrol santai, kalau sekedar ngopi saya yakin setiap orang sudah sedia kopi di rumah," jelasnya.
Pihaknya, berharap pemerintah bisa mendengarkan keluh kesah kita, keluh kesah rakyat kecil yang kesusahan mencari rejeki di masa pandemi seperti ini.
Advertisement