BKF: Realisasi Investasi Langsung Kuartal II 2021 Capai Rp 223 Triliun

Kinerja investasi kuartal II 2021 menunjukan perbaikan yang signifikan dalam menyerap investasi baik dari dalam maupun luar negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi investasi | unsplash.com/@precondo

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjabarkan realisasi investasi langsung pada kuartal II 2021 tumbuh 16,2 persen (yoy) menjadi Rp 223 triliun. Pertumbuhan realisasi investasi langsung ini di tengah pandemi Covid-19.

"Realisasi investasi langsung kuartal II 2021 mencapai Rp 223,0 triliun atau tumbuh sebesar 16,2 persen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu di Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat Rp 106,2 triliun atau tumbuh 12,7 persen (yoy). Sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat USD 7.997,5 juta atau sebesar Rp 116,8 triliun, sesuai kurs APBN 2021 atau tumbuh sebesar 19,6 persen (yoy).

Kinerja investasi kuartal II 2021 menunjukan perbaikan yang signifikan dalam menyerap investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Kondisi ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang bertumbuh negatif.

Hal ini didorong kepercayaan investor kepada Pemerintah yang dinilai tetap bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 maupun varian barunya. Sentimen positif juga berasal dari upaya reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja yang diperkirakan memberikan kemudahan dan kepastian bagi para investor.

"Implementasi reformasi struktural terutama untuk kemudahan berusaha pada UU Cipta Kerja dan turunannya ini akan terus dipercepat agar manfaatnya segera dapat dirasakan oleh investor. Sehingga, investasi terus dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang berkualitas," paparnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sektor

Berdasarkan sektor usaha, realisasi PMA terbesar antara lain Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar USD 1,8 miliar, Pertambangan sebesar USD 0,9 miliar. Lalu sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi sebesar USD 0,9 miliar, Listrik, Gas, dan Air sebesar USD 0,8 miliar, dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar USD 0,7 miliar.

Sedangkan realisasi PMDN terbesar yakni berasal dari Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran sebesar Rp20,5 triliun, Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp 14,5 triliun, Listrik, Gas, dan Air sebesar Rp 11,7 triliun. Lalu Konstruksi sebesar Rp9,9 triliun, dan Industri Makanan sebesar Rp7,1 triliun.

Investasi yang cukup besar terjadi pada sektor padat karya seperti sektor perumahan dan sektor industri seperti industri manufaktur, logam dasar, dan makanan. Peningkatan investasi industri logam dasar terutama bersumber dari PMA atas pembangunan pabrik kendaraan listrik dan industri baterai yang sedang dikembangkan di Indonesia.

Febrio mengatakan kinerja investasi di sektor industri diharapkan akan terus menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional ke depan. Mengingat kontribusinya yang dominan terhadap PDB. Selain itu, sifat padat karya dari industri ini diharapkan menyerap tenaga kerja manusia dalam kondisi pandemi di tengah belum pulihnya sektor lain.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya