Liputan6.com, Jakarta - Rencana pencatatan saham perusahaan rintisan (startup) unicorn, Bukalapak di Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadi perhatian tersendiri bagi pelaku pasar modal. Lantaran, IPO Bukalapak menjadi tonggak sejarah bagi industri teknologi dan pasar modal di Indonesia.
Sehubungan dengan itu, BEI memperkirakan terjadi peningkatan investor. Baik investor yang berpartisipasi pada IPO Bukalapak, maupun investor baru yang masuk pasar modal karena aksi tersebut.
Advertisement
"Kalau investor yang berpotensi berpartisipasi paling sedikit minimal atau 800 ribu pihak. Sedangkan penambahan investor baru paling sedikit 42 ribu pihak,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam Edukasi Wartawan terkait IPO Unicorn, Rabu (28/7/2021).
PT Bukalapak.com Tbk resmi memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menawarkan sahamnya kepada masyarakat, setelah sebelumnya menyelesaikan penawaran awal atau bookbuilding.
Selama masa penawaran umum yang akan berlangsung dari tanggal 27-30 Juli 2021, Bukalapak akan menawarkan sebesar 25.765.504.800 lembar saham pada harga penawaran Rp 850 setiap sahamnya. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada tanggal 6 Agustus 2021 dengan kode saham BUKA.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perkiraan Kapitalisasi Pasar
Semula, sebelum Bukalapak mengumumkan harga penawaran, BEI memperkirakan market cap-nya bisa mencapai Rp 87,6 triliun. awalnya harga penawaran berada di rentang Rp 750 - 850 per lembar saham.
"Bukalapak market cap-nya akan bertambah Rp 77,3 triliun sampai 87,6 triliun, tergantung dari pricingnya di harga antara Rp 750 - Rp 850,” imbuh Nyoman.
Advertisement