Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham Kamis (29/7/2021). Sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG, salah satunya hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, secara teknikal IHSG ditutup candle bearish dan terdekat test support 6.068. Ia mengatakan, ada potensi break dan bisa lanjut turun ke area gap atau support di kisaran 6.029-6.069.
Advertisement
"Adapun jika mampu bertahan ada peluang tetap berada di tren positif dengan resistance terdekat 6.116-6.134," ujar dia dalam catatannya.
Sukarno menambahkan, pelaku pasar masih melihat keputusan the Federal Reserve (the Fed). Ditambahkan tekanan datang dari varian delta COVID-19 yang dapat mengancam prospek ekonomi ke depannya.
Sementara itu, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi berada dalam tekanan. Perkembangan pergerakan IHSG masih terlihat berada dalam fase konsolidasi jangka panjang karena masih minimnya sentimen yang dapat mendorong kenaikan IHSG.
Sedangkan capital inflow, menurut William belum terlihat bertumbuh secara signifikan ditambah dengan kondisi masih melambatnya perputaran roda ekonomi. William mengatakan, hal itu cukup menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG. "IHSG di kisaran 5.948-6.123,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 28 Juli 2021, IHSG melemah 0,14 persen ke posisi 6.088,52. Indeks LQ45 merosot 0,85 persen ke posisi 830,70. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 305 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 158 saham diam di tempat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Pilihan
Untuk pilihan saham, Sukarno memilih saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Mundul Tbk (SIDO), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII).
Sedangkan William memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
Selain itu, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Advertisement