Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta berkaitan masalah limbah medis Covid-19 ini harus segera ditangani agar tak menjadi masalah baru.
Diketahui, terdapat 18.460 ton limbah medis selama pandemi Covid-19. Bahkan, Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ini berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Darurat, Wisma tempat isolasi, karantina mandiri, uji deteksi, maupun vaksinasi.
Advertisement
"Jangan sampai limbah ini juga menjadi sumber penularan baru," kata Ma'ruf Saat Rakor dengan Satgas Penanganan Covid-19 DIY secara daring, Rabu (28/7/2021).
Menurut dia, permasalahan limbah medis Covid-19 ini menjadi penting. Sehingga diperlukan cara untuk menanggulanginya.
"Masalah limbah ini menjadi masalah sangat penting harus diatasi. Perlu penyediaan fasilitas pengolahan yang cukup, ya, itu supaya semuanya dicek," jelas Ma'ruf.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
18.460 Ton
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan terdapat 18.460 ton limbah medis selama pandemi Covid-19. Adapun limbah medis bahan beracun berbahaya (B3) itu berasal dari sejumlah fasilitas kesehatan, tempat isolasi, hingga vaksinasi Covid-19.
"Menurut data yang masuk kepada pemerintah pusat dan di-record oleh Kementerian LHK bahwa limbah medis sampai dengan tanggal 27 Juli itu berjumlah 18.460 ton," kata Siti Nurbaya dalam konferensi pers melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (28/7/2021).
"Limbah medis itu berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Darurat, wisma tempat isolasi, karantina mandiri, uji deteksi, maupun vaksinasi," sambung dia.
Reporter: Intan Umbari/Merdeka.com
Advertisement