Pemerintah Targetkan Testing COVID-19 hingga 400 Ribu Sampel per Hari

Pemerintah tingkatkan pemeriksaan (testing) COVID-19 hingga 400.000 sampel per hari.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Jul 2021, 10:41 WIB
Warga menjalani tes usap PCR di Taman Pintar, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/6/2021). Warga RW 09 dan 10 Kelurahan Kayu Putih kembali menjalani tes usap PCR guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 di wilayah mereka. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berkomitmen meningkatkan pemeriksaan (testing) COVID-19, dari yang saat ini berkisar hampir 200.000-an menuju 300.000 per hari, bahkan menjadi 400.000 sampel per hari. Hal ini merupakan upaya menurunkan angka kasus dan kematian akibat COVID-19 yang naik.

Penguatan testing dan pelacakan (tracing) COVID-19, terutama menyasar permukiman padat penduduk. Testing dan tracing ini akan melibatkan semua komponen. 

"Koordinator PPKM Jawa-Bali, yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Panjaitan juga telah menegaskan, mekanisme tracing kontak erat sendiri akan dilakukan secara digital," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro saat konferensi pers PPKM, Rabu (28/7/2021).

"Ini dilakukan para relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang terlatih serta relawan lapangan. Ini terdiri dari TNI, Polri, serta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditugaskan."

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Testing Naik, Kasus Harian COVID-19 Juga Naik

Paramedis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab di Stasiun Bojonggeder, Jawa Barat, Senin (11/05/2020). Tes swab dan rapid dilakaukan sebagai salah satu metode untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran Covid-19 di moda transportasi KRL Commuter Line. (merdeka.com/Arie Basuki)

Hasil tracing akan diinput secara digital melalui sistem Silacak Kementerian Kesehatan. Setiap kontak erat yang ditemukan, akan dipastikan melakukan karantina, dan entry test pada hari pertama untuk mengetahui status kesehatannya.

Kemudian exit test pada hari ke-5 karantina demi memastikan yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala COVID-19 sama sekali dan dapat dinyatakan tidak terinfeksi.

“Satu hal yang harus kita antisipasi dan cerna seksama adalah masifnya pelaksanaan testing dan tracing, ada kemungkinan kasus konfirmasi harian COVID-19 akan naik, karena kapasitas testing yang meningkat,” lanjut Reisa Broto Asmoro.


Aplikasi Silacak Percepat Tracing COVID-19

Petugas medis melakukan tes usap antigen di pusat perbelanjaan kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/05/2021). Pasca libur lebaran, Forkopimda Kabupaten Bekasi melakukan swab tes antigen kepada sekitar 202 pedagang guna mencegah penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Panglima TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, 36.000 personel TNI turut dikerahkan sebagai tracer digital yang tersebar di seluruh wilayah guna memperkuat upaya tracing di Indonesia.

"Standar WHO dalam pelaksanaan tracing kontak erat 1 banding 30, namun Indonesia baru 1 banding 1, kami berusaha untuk memperbanyak jumlah tracer guna memperkuat upaya tracing hingga memenuhi standar WHO," ucap Hadi saat konferensi pers di Media Center Graha BNPB, Jakarta, Senin (26/7/2021).

Kementerian Kesehatan melakukan pelatihan bagi tracer digital, sehingga mempermudah pelaksanaan tracing kontak erat berbasis sistem aplikasi digital, Silacak.

"Karena selama ini tracing masih dilakukan secara manual dengan door to door dengan wawancara langsung, dengan adanya aplikasi Silacak diharapkan dapat mempercepat proses pelaporan tracing," jelasnya

"Kemenkes turut memberikan pelatihan digital bagi para tracer digital menggunakan aplikasi Silacak guna mempercepat upaya tracing serta pelaporan yang juga melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas sehingga memudahkan proses tracing di lapangan," tambah Hadi.


BNPB Kerahkan 7.000 Tracer di Jawa-Bali

Calon penumpang memotret hasil tes antigen di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (21/6/2021). PT KAI Commuter melakukan tes antigen secara acak kepada penumpang KRL guna mencegah penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain dari unsur TNI, Ketua Satgas COVID-19 Ganip Warsito juga mengemukakan, BNPB juga turut menyediakan sumber daya manusia sebagai tracer di wilayah Jawa dan Bali sebanyak 7.000 orang.

"Guna memperkuat 3T, BNPB juga mendukung anggaran bagi para relawan yang menjadi tracer di wilayah Jawa dan Bali sebanyak 7.000 orang," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

Ganip kembali mengingatkan beberapa hal terkait upaya bersama dalam penanganan pandemi COVID-19, yakni disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Jika kondisi badan sudah mulai merasakan gejala kurang sehat dapat langsung melakukan testing ke puskesmas maupun pos PPKM sehingga fungsi tracing dapat terlaksana.

Jika terkonfirmasi positif, individu dapat langsung melaksanakan isolasi mandiri di tempat isolasi mandiri terpusat hingga sembuh. Bagi orang sekitar yang telah menjadi kontak erat dapat melakukan isolasi mandii selama lima hari

"Jadi pelaksanaan tracing dan pemantauan kondisi dapat dilakukan oleh tim tracer yang ada di lapangan," lanjut Ganip.


Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19

Infografis Waktu Tepat Tes Swab dan Mengulangi bila Hasilnya Negatif Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya