Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau disebut BTN membukukan laba bersih sebesar Rp 920 miliar pada semester I 2021. Pencapaian ini tumbuh 19,87 persen secara yoy dari Rp 768 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan perseroan terus melakukan transformasi, dan inovasi agar bisnis tetap melaju positif meski berada di tengah kondisi pandemi. Peran positif pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional, lanjut Haru, juga turut mendorong kinerja positif BTN.
Advertisement
"Upaya peningkatan bisnis yang kami lakukan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat Indonesia yang semakin mendesak di masa pandemi ini. Kami berupaya terus mencatatkan pertumbuhan positif yang berkelanjutan sehingga Bank BTN dapat terus menyediakan rumah untuk rakyat," ujar Haru Koesmahargyopada dalam konferensi pers Paparan Kinerja BTN Kuartal II/2021 pada Rabu, 28 Juli 2021.
BTN juga mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan di level 5,59 persen yoy, yang ditopang laju pertumbuhan KPR Subsidi.
Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga disertai dengan perbaikan kualitas, dan peningkatan pencadangan untuk menjaga bisnis terus tumbuh berkelanjutan. Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai 5,59 persen dari Rp 251,83 triliun menjadi Rp 265,9 triliun.
Pertumbuhan tersebut tercatat berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia merekam, pertumbuhan kredit industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 0,45 persen yoy per Juni 2021. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 11,17 persen yoy, menjadi Rp 126,29 triliun per kuartal II 2021.
KPR Non-subsidi juga tumbuh perlahan di level 0,90 persen yoy menjadi Rp 80,59 triliun. Sementara kredit konsumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47 persen yoy, menjadi Rp5,43 triliun pada kuartal II 2021.
Kinerja penyaluran kredit BTN yang tetap kokoh bertumbuh di tengah tekanan pandemi, juga diiringi perbaikan pada kualitasnya. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross BTN terekam terus membaik sebesar 61 bps ke level 4,10 persen pada kuartal II 2021 dari 4,71 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan NPL tersebut juga disertai peningkatan pencadangan sebesar 1.282 bps dari 107,90 persen pada kuartal II 2020, menjadi 120,72 persen pada kuartal II/2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dana Pihak Ketiga dan Bisnis Syariah
Himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN tercatat sebesar 31,84 persen yoy, menjadi Rp 298,38 triliun pada kuartal II 2021 dari Rp 226,32 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan DPK tersebut disumbang oleh kenaikan pada seluruh segmen yakni tabungan, giro, dan deposito masing-masing sebesar 17,70 persen yoy, 15,06 persen yoy, dan 43,53 persen yoy pada kuartal II 2021.
Kendati DPK tumbuh signifikan, BTN berhasil mencatatkan penurunan beban bunga dengan menekan biaya dana (cost of fund/CoF) hingga 171 basis poin (bps). Peningkatan DPK juga menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) menurun sebesar 2.216 bps hingga ke level 89,12 persen pada kuartal II 2021.
Laporan keuangan Bank BTN mencatat pertumbuhan ekspansi kredit menjadi pendorong pendapatan bunga Bank BTN. Per kuartal II 2021, BTN mencatatkan peningkatan pendapatan bunga sebesar 1,39 persen yoy.
Beban bunga juga berhasil ditekan turun sebesar 13,63 persen yoy, sehingga pendapatan bunga bersih Bank BTN melonjak di level 28,18 persen yoy.
Advertisement
Total Aset
Hingga paruh pertama tahun ini, BBTN mencatatkan posisi aset senilai Rp 380,51 triliun atau melonjak sebesar 20,95 persen yoy dari Rp 314,60 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
"Bagi kami, tumbuh positif dan berkelanjutan merupakan prioritas kami terutama dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang," kata Haru.
Sejalan dengan pertumbuhan aset pada bisnis konvensional, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga ikut mencatatkan kinerja aset yang meningkat. Aset BTN Syariah tercatat tumbuh sebesar 14,06 persen yoy dari Rp 31,09 triliun menjadi Rp35,46 triliun pada kuartal II 2021.
Peningkatan aset tersebut didukung oleh pembiayaan syariah di level 12,50 persen, menjadi Rp 26,86 triliun per kuartal II 2021. Kemudian, BTN Syariah juga mencatatkan lonjakan DPK sebesar 29,27 persen yoy menjadi Rp 26,89 triliun. Dengan seluruh capaian tersebut, UUS BTN meraih laba bersih senilai Rp 87,54 miliar pada kuartal II 2021.
Perseroan juga memproyeksikan restrukturisasi akan terus menunjukkan tren penurunan hingga akhir 2021.
"Kami tetap memberikan fasilitas restrukturisasi untuk mengurangi beban para debitur di masa pandemi ini. Namun, kami mencermati tren pengajuan restrukturisasi terus menurun meski PPKM diperpanjang," tutur Haru.