Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 2 triliun yang akan dialokasikan untuk pengembangan layanan digital.
"Capex yang sudah kami wajibkan dan kami akan 2 triliun ini dipakai untuk pengembangan digital banking, capabilities, infrastruktur, produk untuk retail dan wholesale,” ungkap Direktur Bank Mandiri, Timothy dalam dalam konferensi pers virtual kinerja semester I, Kamis (29/7/2021).
Advertisement
Ia mengatakan, inovasi digital saat ini menjadi hal yang harus direspons secara cepat oleh Perseroan. Oleh karena itu, Bank Mandiri senantiasa melakukan perkembangan menuju ke sana. Didukung dengan kebutuhan nasabah dalam layanan digital yang juga makin tinggi. Bank Mandiri berkomitmen untuk menjadi modern digital retail bank di Indonesia.
"Itu tercapai kalau kami menjadi pilihan dengan berikan solusi yang terbaik jadi pengalaman nasabah akan jaidi sangat penting. Di dalam itu juga untuk wholesale yang sama, kami kembengkan kebutuhan di mana untuk menyikapi keperluan wholesale kami bersaksi dan melayani mereka," kata dia.
Untuk mencapai itu, ada sejumlah strategi yang akan dilakukan Perseroan. Pertama, Perseroan akan terus mengembangkan dari sisi manajemen dan infrastrukturnya untuk dapat mengakomodir kebutuhan layanan digital.
"Produk yang tradisional sangat penting tapi sekarang kita harus beralih kepada digital product," ujar dia.
Perseroan menyatakan kemampuan digital harus besar, apalagi sedang membangun paylater.
"Digital capabilities harus sangat besar terutama produk untuk e-commerce. Seperti yang akan kami bangun sebentar lagi yaitu mandiri paylater,” tutur dia.
Tak berhenti sampai di situ, Bank Mandiri juga akan meluncurkan layanan digital aplikasi Livin’ By Mandiri 2.0, yang merupakan pembaharuan dari versi sebelumnya.
"Untuk ke depannya di 2021 2022 adanya Livin 1.0. Sebentar lagi kita akan luncurkan Livin 2.0 ini adalah real super app,” kata dia.
Tak kalah penting, yang juga menjadi perhatian Perseroan yakni terkait ekosistem. Saat ini, Timothy mengatakan perseroan memiliki ekosistem yang besar.
Hal ini akan membantu integrasi dari layanan yang akan dikembangkan Perseroan. "Kami beruntung diberkati dengan ekosistem yang lebar dimana dari ritel ke wholesale dan konektivitas untuk itu terjadi kami bisa drive terus,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pengguna Livin
Untuk pengguna aplikasi Livin’ By Mandiri hingga Juni 2021 tercatat sebesar 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi finansial yang dibukukan mencapai sebesar Rp 728,9 triliun tumbuh 59 persen secara year on year (YoY) pada periode Januari-Juni 2021.
Peningkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh tren transaksi nasabah yang sudah mulai beralih menuju layanan Livin’ by Mandiri. Tercermin dari frekuensi transaksi nasabah melalui aplikasi Livin’ By Mandiri sepanjang semester I 2021 yang mencapai 434,9 juta transaksi atau tumbuh 65 persen secara YoY.
Selain Livin' by Mandiri, salah satu inisiatif unggulan lainnya adalah dukungan program Open Banking melalui Mandiri API (Application Programming Interface) yang memungkinkan kolaborasi antara platform pelaku bisnis dan layanan Bank Mandiri secara seamless.
Contoh layanan yang sangat populer diantaranya adalah transaksi top up mandiri e money, inquiry, transfer antar rekening, pinjaman digital, dan pembayaran secara direct debit di jaringan partner e-commerce dan e-wallet.
Layanan yang sudah tersedia sejak 2018 dan terus dikembangkan melalui marketplace https://developer.bankmandiri. co.id ini sudah diadopsi oleh lebih dari 400 partner.
Hingga kuartal II 2021 jumlah transaksi melalui Mandiri API meningkat secara signifikan sebesar 136 persen YoY dengan nilai transaksi yang tumbuh lebih dari 2 kali lipat YoY.
Advertisement