Ditunda karena Covid-19, Intip 5 Fakta Menarik Olimpiade Tokyo 2020

Jepang kembali menjadi tuan rumah dalam ajang olahraga Olimpiade Tokyo 2020.

oleh Syifa Aulia diperbarui 30 Jul 2021, 12:05 WIB
Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli 2021. (dok. Instagram @olympics/https://www.instagram.com/p/CRqxprALub-/)

Liputan6.com, Jakarta - Tokyo, Jepang kembali menjadi tuan rumah dalam ajang olahraga Olympics Games 2020. Tokyo terpilih dalam rapat Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada tahun 2013 di Buenos Aires, Argentina. Sebelumnya, Negeri Sakura ini pernah menjadi tuan rumah pada tahun 1964. 

Momen tersebut menjadikan Jepang sebagai negara pertama di Asia yang terpilih sebagai tuan rumah. Serta satu-satunya negara di Asia yang menjadi tuan rumah hingga dua kali.

Mulanya, Olimpiade Tokyo 2020 diadakan pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, acara tersebut terpaksa diundur hingga setahun.

Olimpiade Musim Panas itu kini telah digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, yang disusul Paralympics Games 2020 pada 24 Agustus hingga 5 September 2021. 

Berikut fakta menarik tentang Olimpiade Tokyo 2020, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/07/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. 5 Cabang Olahraga Baru

Peselancar Indonesia, Rio Waida, memastikan satu tempat ke babak 16 besar usai menempati peringkat dua di putaran kedua Olimpiade Tokyo 2020. (Foto:AP/Francisco Seco)

Lima cabang olahraga baru ditambahkan ke dalam Olimpiade Tokyo 2020. Cabang olahraga itu di antaranya karate, skateboard, panjat tebing, selancar dan bisbol/sofbol. Sehingga ajang ini menjadi lebih urban dan kekinian.

Jika dijumlahkan, acara ini memiliki 33 bidang olahraga, 339 nomor peserta dan 42 lokasi pertandingan.


2. Biaya Termahal

Stadion Nasional Jepang merupakan salah satu venue yang terletak di Kasumigaoka, Shinjuku, Tokyo, Jepang. Venue ini akan digunakan untuk cabang olah raga sepak bola, atletik, dan menjadi tempat pembukaan dan penutupan Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: AFP/Behrouz Mehri)

Menurut laporan Reuters, pihak penyelenggara pada Desember lalu mengatakan bahwa total biaya yang dikeluarkan sekitar 15,4 miliar dollar AS, termasuk kerugian akibat penundaan sebesar 2,8 miliar dollar AS. Tetapi, jumlah kerugian tersebut diperkirakan membengkak hingga 3 miliar dollar AS.

Pihak penyelenggara juga memperkirakan adanya tambahan pemasukan dari penonton sebesar 800 juta dollar AS. Namun, pandemi membuat acara tersebut tidak mengizinkan adanya penonton, sehingga mereka kehilangan pendapatan dari tiket. Biasanya, penjualan tiket lokal bisa menyumbang sekitar 70-80% dari total di Olimpiade sebelumnya.

Lebih dari 60 perusahaan Jepang membayar lebih dari 3 miliar dollar AS untuk sponsor. Pihak sponsor kemudian membayar biaya tambahan sebesar 200 juta dollar AS untuk perpanjang kontrak karena olimpiade tertunda.

Jumlah itu belum termasuk dengan perusahaan besar asal Jepang seperti Toyota, Panasonic, Bridgestone dan lainnya termasuk Samsung asal Korea Selatan.

Sebagai sponsor papan atas, mereka memiliki perjanjian terpisah dengan IOC sebesar ratusan juta dollar AS. Olimpiade ini menjadi yang termahal sepanjang sejarah dengan total pengeluaran 28,0 miliar dollar AS.


3. Pawai Obor

Olimpiade Tokyo 2021: Atlet timnas sepak bola wanita Jepang Azusa Iwashimizu dan siswa SMA Asato Owada menunjukan obor Olimpiade. Dok: AP Photo/Philip Fong

Pawai obor dilakukan selama 121 hari dengan melakukan perjalanan melewati 47 prefektur dan 665 kota di Jepang. Pawai ini diikuti oleh 10.500 pembawa obor. Selama acara berlangsung, pihak penyelenggara memastikan tidak ada kasus positif Covid-19 dari seluruh peserta.

Bentuk Obor Olimpiade Tokyo terinspirasi dari bunga sakura dan terbuat dari satu lembar logam menggunakan teknologi yang sama dengan teknologi pembuat kereta shinkansen. Pawai ini dilakukan pada Maret 2021 yang bertepatan dengan musim bunga sakura.

Api obornya berasal dari Kota Tua Olympia, Yunani, yang dinyalakan oleh Aktris Yunani Xanthi Georgiou. Api itu tiba di Pangkalan Udara Matsushima, Jepang pada tanggal 20 Maret 2021 dan kembali dinyalakan oleh Atlet Jepang Tadahiro Nomura dan Saori Yoshida.


4. Manfaatkan Daur Ulang

Kampung atlet ini memiliki sebanyak 3.600 kamar dan 18.000 tempat tidur. Setiap kamarnya akan menampung hingga 8 atlet. (Foto: AFP/Akio Kon)

Dalam Olimpiade ini, Jepang memanfaatkan kembali barang-barang lama yang digunakan pada Olimpiade Jepang 1964.

Pihaknya juga memanfaatkan daur ulang untuk pembuatan seragam, medali, podium, tempat tidur dan benda lainnya. Hal ini sekaligus untuk mempromosikan keberlanjutan.


5. Medali Terbuat dari Barang Elektronik Bekas

Medali Olimpiade Tokyo 2020 resmi diumumkan kepada publik saat seremoni untuk merayakan momen satu tahun jelang Olimpiade di Tokyo, Rabu (24/7/2019). Medali yang didesain Junichi Kawanishi itu berdiameter 85 mm dan dihiasi gambar dewi Yunani, Nike serta logo Olimpiade. (Behrouz MEHRI/AFP)

Sebanyak 5.000 medali terbuat dari logam mulia yang diekstraksi dari barang elektronik bekas. Sebelum Olimpiade dimulai, masyarakat Jepang diminta untuk mendonasikan barang elektronik bekas untuk pembuatan medali.

Pengumpulan barang tersebut berlangsung selama dua tahun sejak April 2017 hingga Maret 2019. Total yang terkumpul dari pemerintah setempat sekitar 78.985 ton barang elektronik lama dan 5,21 juta ponsel dari toko-toko NTT Docomo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya