Liputan6.com, Jakarta - Sebuah surat terbuka yang dilayangkan pengguna akun Instagram Malkisedek Takatio, pria yang mengaku sebagai kakak Kristina, calon Paskibraka Nasional 2021 asal Sulawesi Barat, viral di media sosial.
Unggahan tersebut berisi tentang adiknya yang tidak jadi berangkat ke Jakarta guna melaksanakan tugas sebagai Pasukan Pengibara Bendera atau Paskibraka di Istana Negara pada 17 Agustus 2021.
Advertisement
Surat terbuka dari Malkisedek menarik perhatian berbagai pihak lantaran dalam surat tersebut dia memaparkan beberapa kecurigaan. Bahkan, sejak Kamis pagi, 29 Juli 2021, unggahan tersebut sudah merembet sampai ke Twitter.
Di unggahan tersebut Malkisedek Takatio bercerita bahwa keberangkatan Kristina dibatalkan setelah dinyatakan positif COVID-19 pada Sabtu, 24 Juli 2021 atau satu hari jelang keberangkatannya ke Jakarta.
Namun, dalam kejadian ini Makisedek Takatio melihat ada beberapa kejanggalan, yaitu:
1. Setelah dinyatakan positif, Kristina dilepaskan begitu saja dari Mamuju naik mobil ke Mamasa tanpa ada tindakan termasuk tanpa APD, intinya tanpa penanganan.
2. Kristina adalah calon utusan utama dan ada cadangan dari Pasangkayu. Namun, yang berangkat adalah anak dari Mamasa, bukan cadangan tersebut.
3. Kristina ditawari jadi paski provinsi dan bebas pilih peran apa saja termasuk jadi pembawa baki kalau mau.
“Pertanyaannya, kalau benar dia positif, kok bisa ya jadi paski di provinsi?," tulisnya.
4. Sepulang dari Mamuju, diadakan tes PCR kedua dan ternyata hasilnya negatif.
“Karena itu, selaku warga negara Indonesia, bangsa yang katanya beradab ini, kami mohon keadilan ditunjukkan kepada kami juga. Ada apa di balik kejanggalan yg kami temukan ini? Terima kasih.”
Simak Video Berikut Ini:
Respons Kemenpora
Saat hal tersebut dikonfirmasi kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Sholeh mengatakan bahwa swab test PCR dilakukan untuk kebaikan bersama.
Terkait penggantian Kristina yang gagal berangkat karena hasil swab test PCR dinyatakan positif COVID-19 ke Anggie Fricilia Tamutuan, Asrorun, mengatakan, semua itu wewenang provinsi.
"Penetapan calon paskibraka nasional wakil provinsi menjadi kewenangan penuh provinsi, termasuk penggantiannya. Penggantian Capasnas putri dari Sulawesi Barat atas nama Kristina kepada Anggie Fricillia Tamuntuan dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi SUlawesi Barat dengan pertimbangan hasil swab test Kristina positif COVID-19," kata Asroun kepada Diary Paskibraka Liputan6.com melalui aplikasi pesan singkat, Kamis malam, 29 Juli 2021.
Lebih lanjut Asrorun, menjelaskan, sesuai dengan Permenpora Nomor 14 Tahun 2017, seleksi calon Paskibraka Nasional sepenuhnya diserahkan dan dilakukan provinsi.
Melalui rekrutmen dan seleksi tingkat provinsi, satu pasang yang terdiri dari putra dan putri terbaik sebagai utusan provinsi yang direkrut dan dikirim untuk menjadi Paskibraka Tingkat Nasional.
"Kemenpora menerima nama peserta yang sudah ditetapkan Provinsi untuk dilaksanakan diklat, termasuk penentuan pengganti jika yang utama berhalangan untuk berangkat," kata Asrorun.
Advertisement
Kronologis
Nasib kurang beruntung dialami dua orang putra putri terbaik Sulawesi Barat, yakni Arya Maulana Mulya dan Christina. Keduanya gagal menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka tingkat nasional pada HUT ke-76 RI di Istana Merdeka Jakarta, setelah dinyatakan positif Covid-19.
Arya perwakilan SMA Negeri 2 Majene dan Christina perwakilan SMA Negeri 1 Mamasa melakukan tes PCR pada Jumat 23 Juli 2021, setelah melakukan tes mereka bertemu Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar di ruangannya. Hasil tes PCR mereka Sabtu 24 Juli 2021 dengan hasil keduanya positif Covid-19.
Arya dan Christina pun terpaksa harus digantikan oleh siswa lain sebagai anggota Paskibraka tingkat Nasional perwakilan Sulawesi Barat. Arya digantikan Muhammad Juandi Ali dari SMA Negeri 3 Polman dan Christina digantikan Anggi F Tamutuan yang juga dari SMA Negeri 1 Mamasa.
Kepala Bidang Pemuda di Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Barat, Hasdiq Ramadhan mengatakan, karena Arya dan Christina dinyatakan positif Covid-19 sehari sebelum keberangkatan maka digantikan siswa lain sebagai perwakilan Sulawesi Barat.
"Mereka tidak jadi diberangkatkan karena pada saat H-1 kami melakukan tes PCR swab sesuai petunjuk dari Kemenpora, hasilnya dinyatakan mereka terpapar Covid-19," kata Hasdiq di Mamuju, Selasa (27/07/2021).
Sedangkan, Christina mengaku kecewa karena tidak bisa bergabung sebagai anggota Paskibraka di Istana Merdeka pada HUT ke-76 RI nanti, apalagi dia sudah berjuang dari berbagai tingkatan seleksi yang ketat hingga bisa terpilih. Saat ini, dia sedang isolasi mendiri di indekosnya di Mamasa.
"Sangat sedih, tapi saya percaya Tuhan punya rencana yang indah buat saya," ujar Christina.
Senada dengan Christina, Arya pun mereka kecewa karena tidak bisa mewakili Sulawesi Barat sebagai anggota Paskibraka tingkat nasional. Ia juga sempat diminta melakukan PCR ulang untuk memastikan lagi hasil tesnya, tetapi hal itu tidak disarankan oleh pihak Dinaspora Sulawesi Barat.
"Seperti biasa saja. Tidak ada sama sekali sakit-sakit, tapi ya mau bagaimana lagi. Mungkin belum rezeki saya untuk berangkat ke Jakarta," tutup Arya.
Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19? Jangan Kendor 5M!
Advertisement