Liputan6.com, Yogyakarta- Tantangan mengikuti program vaksinasi Covid-19 di Indonesia ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak di segala penjuru Indonesia juga mengalami hal yang sama seiring dengan diadakannya vaksin anak.
Tidak semua anak-anak di Indonesia seberuntung Ghifara (16), yang berasal dari Jakarta misalnya. Ia dengan mudah mendapatkan akses vaksinasi Covid-19 di wilayah tempat tinggalnya.
Sementara, Catus (17) yang berasal dari Nias Selatan harus antre di fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksin. Bahkan, beberapa temannya hanya bisa gigit jari lantaran jumlah vaksin yang tersedia sangat terbatas.
Baca Juga
Advertisement
Kisah Catus mirip dengan Virgin (15) yang berasal dari Sumba. Di daerahnya, tidak banyak dosis vaksin untuk anak yang tersedia. Belum lagi, teman-teman sebayanya tidak tahu perihal program vaksinasi Covid-19.
Selain persoalan akses dan ketersediaan vaksin, ada benang merah yang menghubungkan ketiga anak dari daerah berbeda itu. Ghifara, Catus, Virgin, dan yang lainnya bercerita masih banyak teman-temannya yang tak mau divaksin dengan berbagai alasan. Salah satunya, ketidakpercayaan orangtua terhadap vaksin sehingga takut terjadi efek samping pascavaksinasi.
"Kalau teman aku ada karena memang dari kecil katanya tidak pernah disuntik, tidak pernah divaksin," kata Ghifara.
Anak lainnya, Pahmi (15) membenarkan ucapan Ghifara.
"Kawan main saya takut disuntik karena takut efek sampingnya," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Harapan Wahana Visi Indonesia
Cerita-cerita mereka tentang vaksinasi Covid-19 terungkap dalam perhelatan bertajuk Suara Anak Tentang Vaksin yang digelar secara virtual Wahana Visi Indonesia (WVI), Kamis (29/7/2021).
Menurut Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia, Eva Devita, vaksinasi untuk anak Indonesia juga perlu dilakukan sehingga kekebalan populasi bisa tercapai. Meskipun demikian, vaksin tidak serta merta mencegah anak tidak bisa terpapar Covid-19.
"Vaksin tetap harus dilakukan agar apabila saat anak terpapar tidak ada gejala yang muncul maupun bergejala ringan," ucapnya.
Ia berpesan kepada orangtua untuk memastikan anak dalam kondisi yang prima, tidak demam saat menerima vaksin, serta memberi jeda selama satu bulan dari vaksin apapun yang sebelumnya telah dilakukan.
Manajer Advokasi Wahana Visi Indonesia Junito Drias punya keinginan program vaksinasi bisa menjadi harapan untuk memulihkan situasi sulit yang dihadapi anak-anak selama pandemi Covid-19.
(Tifani)
Advertisement