Liputan6.com, Jakarta - Kerajinan bambu selama ini dipandang sebelah mata karena biasanya dibuat dengan tergesa-gesa dan berkualitas rendah. Mayoritas dari masyarakat beranggapan bahwa kerajinan bambu berusia singkat, bahkan hanya sekali pakai. Studio Dapur, sebuah wirausaha sosial yang berbasis di Bandung, Jawa Barat, pun bergerak.
Studio Dapur memotong siklus. Brand tersebut langsung berkolaborasi dengan pengrajin bambu di Desa Padakembang, Tasikmalaya, dalam memproduksi kerajinan bambu yang berkualitas tinggi. Mereka meyakini, dengan nilai ekonomi yang tinggi, para perajin bisa mendapatkan penghasilkan yang layak dan kualitas hidup mereka meningkat.
Baca Juga
Advertisement
Co-Founder Studio Dapur, Mega Puspita menerangkan pelatihan dan workshop rutin menjadi strategi terpenting untuk meningkatkan kualitas kerajinan bambu perajin. Hasilnya, beragam perabot rumah tangga dengan bentuk-bentuk unik tercipta, mulai dari tatakan sampai keranjang.
Desain yang simpel dan rapi rupanya mampu menarik minat konsumen, terutama di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, semakin banyak orang yang menghabiskan waktu di rumah, mendongkrak hobi menata rumah. Menurut Mega, kerajinan bambu disukai lantaran memiliki beragam keunggulan, seperti ringan, mudah dirawat, fungsional, dan ramah lingkungan.
Situasi ini disambut baik tim Studio Dapur. Menurut Mega, tren dekorasi rumah berdampak positif terhadap pengrajin bambu di Indonesia, terutama ibu-ibu perajin yang dibinanya. Sebanyak 10 persen keuntungan perusahaan yang diakumulasikan disalurkan untuk mendukung finansial, peningkatan kualitas hidup, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan produktivitas para perajin bambu.
"Kami berharap ketertarikan masyarakat terhadap produk kerajinan bambu dapat mendukung kami mengembangkan program pelatihan bagi para pengrajin kami, agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik," ujar Mega, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Interior Bambu
Nilai yang dianut Studio Dapur ternyata menarik perhatian Bank DBS Indonesia. Perusahaan tersebut menjadi salah satu wirausaha sosial binaan bank melalui DBS Foundation. Studio Dapur juga berhasil mendapatkan hadiah Social Impact Prize sebesar 10.000 dolar Singapura melalui program “DBS Foundation Social Impact Prize” pada 2020, setelah sebelumnya menjadi salah satu finalis dari “DBS Foundation Social Enterprise Grant Programme 2019”.
Tidak hanya dana hibah, Studio Dapur juga difasilitasi dengan berbagai program mentoring dan pelatihan. Menurut Executive Director, Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, brand tersebut terpilih berkat solusi bisnis yang dinilai berkelanjutan, terukur, dan kreatif, serta dapat membantu menjadikan kota masa depan lebih sehat, lebih hijau, dan lebih terbuka.
"Bank DBS Indonesia senantiasa mendukung tumbuh kembang wirausaha sosial di Indonesia melalui berbagai kegiatan dan program dukungan, dimulai dari sesi mentoring hingga dana hibah. Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam mendukung kesuksesan para wirausaha sosial, termasuk di antaranya Studio Dapur," ujar Mona.
Kedua pihak juga berkolaborasi dalam program Pay It Forward. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk ikut berkontribusi membantu para pengrajin bambu. Pembelian produk Studio Dapur minimum Rp500.000 menggunakan kode voucher “StudioDapurDBS5” akan mendapatkan diskon sebesar 5%, dengan 5% dari keuntungan akan disumbangkan kepada para pengrajin bambu. Sedangkan, pembelian Rp1.000.000 dengan kode voucher “StudioDapurDBS10” akan mendapatkan diskon 10%, di mana 10% dari keuntungan juga akan disumbangkan kepada para pengrajin bambu.
Seluruh dana bantuan yang terkumpul akan dialokasikan untuk membangun koperasi bagi pengrajin lokal yang memungkinkan mereka untuk berkembang menjadi pengrajin profesional secara tim atau pun keluarga. Dana yang terkumpul akan digunakan pula untuk membangun sistem dan peralatan produksi yang efisien dan berskala lebih tinggi. Perajin juga akan diberi pelatihan finansial sekaligus memberikan dukungan finansial anggota koperasi dalam memenuhi memenuhi kebutuhan dasar mereka, yakni kesehatan, pendidikan, dan gizi.
"Dengan adanya kerja sama dengan Bank DBS Indonesia, kami percaya akan lebih banyak lagi masyarakat yang ikut berpartisipasi dan berdonasi dalam upaya kami untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para pengrajin bambu di Tasikmalaya," ujar Mega.
Advertisement
Tips Mendekorasi Rumah dengan Bambu
Material utama yang digunakan dalam kerajinan bambu itu adalah spesies Gigantochloa apus Kurz. Orang Sunda biasa menyebutnya sebagai awi tali, sedangkan di Jawa disebut pula sebagai pring apus.
Dalam akun Instagram Studio Dapur diterangkan, spesies bambu ini memiliki kelebihan pada kelenturannya. Jadi, meski diameternya tidak besar, bambu ini sangat cocok untuk dianyam dan dilengkungkan. Maka, cocok digunakan sebagai bahan utama kerajinan tangan.
Studio Dapur pun membagikan tiga tips untuk mendekorasi rumah dengan kerajinan bambu. Pertama, memanfaatkan partisi bambu sebagai pembatas ruang. Penggunaan partisi bambu bisa membantu membuat batas sekaligus menciptakan ruang baru di rumah tanpa biaya dan usaha yang besar, tetapi tetap estetis.
Kedua, memasang hiasan bambu. Penggunaan hiasan ini dapat meningkatkan kesan asri yang biasa dilihat ketika liburan ke daerah-daerah di Indonesia.
Ketiga, memakai alat-alat makan dari bambu. Tidak hanya bisa mempercantik dapur dan ruang makan, penggunaan bambu juga bisa dijadikan alat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Advertisement