Cerita di Balik Viralnya Pedagang Agar-Agar Beli Nasi Padang Rp 5.000

Kisah pedagang agar-agar yang tidak mempunyai cukup uang untuk membeli nasi padang viral di media sosial.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 31 Jul 2021, 15:10 WIB
Celengan Barokah, dalam program Jumat Barokah di wilayah Polres Garut.

Liputan6.com, Jakarta - Cerita pedagang agar-agar yang tidak mempunyai cukup uang untuk membeli nasi padang viral di media sosial. Pedagang yang merupakan warga Cilawu, Garut, Jawa Barat itu hanya membawa uang Rp 5.000.

Kapolsek Cilawu Kompol Tommy pun membantu meringankan beban pedagang tersebut. Ia memberikan paket sembako dan sedikit uang untuk digunakan oleh pedagang agar-agar itu mencukupi kehidupan sehari-hari.

Di balik bantuan itu, ada sosok Kapolres Garut AKBP Wirdhanto. Sejak menjabat sebagai Kapolres Garut pada Juni 2021, dia membuat sejumlah terobosan.

Jumat Barokah, merupakan salah satu program yang diinisiasi Wirdhanto untuk membina personel di Polres Garut.

Wirdhanto menginstruksikan kepada seluruh anggotanya supaya mempunyai mentalitas bersedekah di tengah situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

Tak muluk-muluk, Wirdhanto cuma ingin anggotanya turut meringankan beban masyarakat yang kurang beruntung.

"Program Jumat Barokah sudah berjalan satu bulan, itu menjadi program prioritas saya di Polres Garut. Jadi lebih kepada peningkatan pembinaan anggota supaya terbiasa menyisihkan sedikit rezekinya," kata dia saat dihubungi, Sabtu (31/7/2021).

Wirdhanto menyediakan satu wadah yang diberi nama "Celengan Barokah" untuk menampung uang sedekah para personel Polres Garut. Celengan Barokah diletakkan di Polres dan 33 Polsek yang ada di Wilayah Garut.

"Masing-masing Satker di Polres dan Polsek punya celengan Barokah," ucap dia.

Wirdhanto menganjurkan anggota memasukkan sedikit uang ke dalam celengan tersebut setiap hari Senin sampai Kamis. Dia menyampaikan, hanya ingin mendorong anggota agar memiliki mental memberi karena itu tidak ada patokan nominal uang.

"Mau hanya Rp 100, Rp 500, dan Rp 1000, kita kumpulkan," ucap dia.

Setiap minggu, Wirdhanto menyerahkan uang yang terkumpul ke panti asuhan atau masyarakat kurang mampu.

"Kita agendakan hari Jumat penyampaiannya. Celengan Barokah di Polres biasanya diberikan ke panti asuhan, kita keliling ke semua panti asuhan wilayah Garut. Tapi kalau ada yang membutuhkan Polsek-Polsek bisa menyampaikan seperti yang kemarin dialihkan ke pedagang (pedagang agar-agar)," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Berawal dari Patroli Siber

Celengan Barokah, dalam program Jumat Barokah di wilayah Polres Garut (dokumentasi Polres Garut)

Wirdhanto mengatakan, awalnya anggota Polres Garut sedang melakukan patroli siber di media sosial dan menemukan ada video viral di media sosial, yaitu seorang pria yang tidak mempunyai cukup uang untuk membeli nasi padang. Anggota menduga, pedagang itu berdomisili di Garut.

Dia kemudian mengerahkan anggota untuk mencari keberadaan pedagang itu. 

"Saya sampaikan ke anggota, coba itu di mana dan siapa orangnya, akhirnya ada bantuan dari masyarakat juga kita bisa ketahui identitas Pak Eman, yang merupakan warga Cilawu, Garut," ucap dia.

Setelah mengetahui tempat tinggal dari pedagang itu, Wirdhanto memerintahkan Kapolsek Cilawu untuk memberikan isi Celengan Barokah ke pedagang yang bernama Eman itu.

"Sesuai dengan Progam Pak Kapolri, kebetulan waktu PPKM ini kan kita memberikan Bansos beras dari Pak Kapolri, ya sudah sekalian Jumat Barokah Polres, sekalian Bansos dari Pak Kapolri," ucap dia.

"Semoga bisa meringankan Pak Eman," harap Wirdhanto.

Wirdhanto mengaku tidak menyangka aksi Kapolsek Cilawu saat memberi bantuan juga berujung viral. Dari lubuk hati yang paling dalam, ia mengungkapkan sebenarnya program ini bukan untuk konsumsi media.

"Sebetulnya ini bukan untuk konsumsi media, bukan untuk memperlihatkan ke orang. Ini kalau tidak viral, tidak akan orang tahu juga," ucap dia.

Dia mengatakan, pada prinsipnya, Program Jumat Barokah membangun karakter Sumber Daya Manusia Polres Garut. Harapannya, meningkatan ibadah kepada Yang Maha Kuasa. Kedua, sebagai wujud untuk melindungi diri dari segala malapetaka dan bahaya.

"Arahnya ke sana, jadi salah satunya adalah melaksanakan program Jumat Barokah. Kita sebagai umat beragama meyakini dengan bersedekah akan terhindar dari segala marabahaya, malapetaka, termasuk wabah," Wirdhanto menandaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya