Liputan6.com, Jakarta - PT Xl Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan negosiasi rencana pengambilalihan atau akuisisi saham PT Link Net Tbk (LINK) dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT XL Axiata Tbk dan grup Axiata Berhad, bersama Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) dan PT First Media Tbk (KLBV) teken term sheet yang belum mengikat (term sheet) untuk mengambilalih sebanyak 1.816.735.484 saham atau 1,81 miliar saham LINK.
Advertisement
Jumlah saham itu sekitar 66,03 persen dari jumlah modal yang disetor dan modal ditempatkan dalam PT Link Net Tbk yang dimiliki Asia Link Dewa Pte Ltd dan PT First Media Tbk. PT XL Axiata Tbk menyatakan pengambilalihan saham LINK ini untuk mengembangkan usaha perseroan ke depan.
Sehubungan dengan itu, Kepala Center of Innovation and Digital Economy Indef, Nailul Huda menilai langkah ini cukup strategis. Mengingat perkembangan industri teknologi informasi dan telekomunikasi yang kian masif. Terlebih pada masa pandemi, banyak orang mengandalkan layanan digital untuk menghindari interaksi langsung yang dikhawatirkan dapat menyebarkan COVID-19.
"Ini membuat pertumbuhan bisnis internet masih positif. Jadi menurut saya langkah XL mengembangkan bisnisnya ke industri internet kabel, TV langganan, dan internet broadband, merupakan langkah bagus bagi pengembangan perusahaan,” ujar Huda kepada Liputan6.com, Sabtu (31/7/2021).
Sementara bagi Link Net, akuisisi ini akan memberikan dampak signifikan bagi Perseroan. Lantaran, XL Axiata merupakan perusahaan yang besar di industri telekomunikasi.
Kolaborasi XL-Link Net akan menguntungkan pelanggan dari First Media (Link Net) dengan berbagai program kolaborasi untuk meningkatkan kualitas jaringan serta jangkauan dari produk First Media.
"Dengan jangkauan pengguna yang luas milik XL, pengembangan jaringan bisa dilakukan oleh First Media,” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perkuat Bisnis XL
Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan hal serupa. Ia menilai, akuisisi ini akan memperkuat bisnis XL Axiata yang tidak hanya memberikan layanan data melalui layanan mobile. Akan tetapi, perseroan juga masuk ke bisnis layanan data internet berbasis kabel.
"Jadi ini akan melengkapi bisnisnya termasuk bilamana membutuhkan koneksi antar BTS dengan berbasis serat optik,” kata Heru.
Namun di sisi lain, Heru menyoroti sejumlah permasalahan yang sebelumnya telah dimiliki Link Net. Salah satunya terkait kekecewaan konsumen lantaran kualitas yang diberikan tak sepadan dengan tarif yang dikenakan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah untuk kembali meraih kepercayaan konsumen Link Net.
"Tantangannya adalah mengembalikan kepercayaan pengguna linknet yang selama ini banyak kecewa tidak sesuainya tarif dengan kualitas layanan yang diberikan,” kata Heru.
Selain itu, Heru juga menggaris bawahi arah bisnis XL ke depan. Mengingat juga ada perusahaan layanan telekomunikasi lainnya yang tengah dalam proses penggabungan usaha (merger), yakni PT PT. Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri).
"Yang jadi pertanyaan adalah inikah strategi bisnis XL Axiata ke depan, puas dengan posisi di sektor seluler seperti sekarang dan memperkuat bisnis data internet berbasis kabel. Sementara operator seperti Indosat dan Tri memiliki rencana konsolidasi,” ujar Heru.
Advertisement
Game Changer
Dalam hematnya, aksi korporasi kedua perusahaan itu akan menjadi game changer bagi bisnis seluler di Indonesia. Sehingga Heru menilai XL perlu untuk mempertimbangkan rencana serupa, yakni melakukan konsolidasi atau merger.
"XL Axiata perlu menghitung dan mengambil langkah serupa. Misal konsolidasi dengan Smartfren. Atau konsolidasi dengan hasil konsolidasi Indosat-Tri. Sebab rencana konsolidasi Indosat-Tri akan jadi game changer bisnis seluler di Indonesia,” pungkas dia.
Negosiasi merger PT Indosat Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) diperpanjang hingga 16 Agustus 2021. Sebelumnya direncanakan keputusan akan diambil pada 30 Juni 2021.