KSP Sebut Nakes Mulai Kelelahan Lakukan Contact Tracing Pasien Covid-19

KSP menyatakan, masih banyak masyarakat yang menghindar untuk melakukan tes. Akibatnya, tenaga kesehatan atau nakes dari puskesmas harus mendatangi warga dan membujuknya satu per satu.

oleh Mevi Linawati diperbarui 31 Jul 2021, 20:30 WIB
Sejumlah tenaga kesehatan dan pasien COVID-19 memainkan angklung di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021). Acara tersebut dilakukan dalam rangka satu tahun beroperasinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan, tenaga kesehatan (nakes) di Pulau Jawa mulai mengeluhkan kelelahan dalam melakukan contact tracing atau pelacakan kontak pasien Covid-19.

Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo menyampaikan, hal tersebut diketahui tim KSP setelah melakukan serangkaian verifikasi lapangan di empat provinsi di Pulau Jawa.

"Upaya menekan laju penularan virus bukan tanpa suatu hambatan, terutama bagi para nakes. Selain memantau disiplin protokol kesehatan di tingkat RT/RW, para nakes dari puskesmas menghadapi kesulitan dalam meyakinkan pasien atau pihak yang memiliki kontak erat dengan pasien agar melakukan tes Covid-19," kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, seperti dikutip dari Antara.

Dia mengatakan, masih banyak masyarakat yang menghindar untuk melakukan tes. Akibatnya, tenaga kesehatan dari puskesmas harus mendatangi warga dan membujuknya satu per satu.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kata dia, jika terdapat satu orang pasien yang dinyatakan positif Covid-19, maka para nakes akan melakukan upaya contact tracing terhadap setidaknya 15 orang yang pernah melakukan kontak erat.

Sementara itu, sumber daya manusia di puskesmas sangat terbatas. Hal ini menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan para nakes mengalami kelelahan yang luar biasa.

Sehingga, kata dia, tidak jarang pihak puskesmas mengandalkan kerja sama dengan para relawan atau inisiatif dari warga RT/RW setempat.

"Pemberdayaan warga di lingkungan terdekat menjadi salah satu solusi untuk bisa memperkuat upaya tracing dan membantu para tenaga kesehatan yang mulai kelelahan. Semakin banyak sukarelawan, akan semakin bagus. Walaupun ini tetap membutuhkan pemantauan dari puskesmas setempat," ujar Abraham.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pemerintah Perkuat 3T

Tenaga kesehatan mendata pengguna mobil sebelum tes usap PCR drive thru di halaman Rumah Sakit Pertamina Jakarta (RSPJ), Rabu (6/1/2021). RSPJ menyediakan layanan tes usap PCR mandiri secara drive thru guna melacak sekaligus memutus penyebaran Covid-19. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Tracing, testing dan treatment adalah upaya yang terus diperkuat oleh pemerintah agar Indonesia bisa segera pulih dari pandemi Covid-19.

Pemerintah juga menggencarkan program percepatan vaksin untuk membentuk kekebalan komunal di masyarakat.

Terkait vaksinasi, KSP menemukan beberapa sentra vaksin melaporkan persediaan vaksin yang mulai menipis.

"Soal stok vaksin ini, Presiden berulang kali menyampaikan untuk segera menghabiskan stok yang ada. Jangan ditahan-tahan. Pemerintah menjamin ketersediaan vaksin akan aman hingga akhir tahun. Memang datangnya bertahap," kata Abraham.

Dia mengatakan, Indonesia patut bersyukur saat ini angka positif Covid-19 terus menurun. Antrean pasien di pusat layanan kesehatan, menurutnya, juga tidak lagi banyak terlihat dan stok obat serta oksigen juga terpantau terkendali.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya